Rabu 24 May 2023 12:12 WIB

UEA Undang Netanyahu Hadiri Konferensi Iklim

Netanyahu berterima kasih kepada UEA atas undangan untuk hadiri COP28

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di kantor perdana menteri di Yerusalem, (5/2/2023).
Foto: EPA-EFE/GIL COHEN-MAGEN
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di kantor perdana menteri di Yerusalem, (5/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Para pemimpin Uni Emirat Arab (UEA) mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghadiri Konferensi Iklim PBB, yang dikenal sebagai COP28 pada November mendatang. Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan dan Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum juga mengundang Presiden Israel Isaac Herzog dan puluhan pemimpin lainnya, termasuk Presiden Suriah Bashar Assad ke COP28 di Dubai.

Israel belum menerima undangan tersebut, tetapi Netanyahu berterima kasih kepada UEA atas sikapnya. Perjalanan ke negara Teluk Arab akan memberikan dorongan penting bagi pemimpin Israel yang telah menjalin hubungan resmi dengan UEA sebagai bagian dari Abraham Accords 2020.  

Baca Juga

Netanyahu telah berulang kali menyerukan hubungan yang lebih dekat dengan negara-negara Arab di seluruh wilayah. Tetapi, dia belum melakukan kunjungan resmi ke UEA sejak menandatangani kesepakatan untuk menjalin hubungan diplomatik.

Netanyahu telah berusaha untuk kembali ke panggung dunia sejak menjabat akhir tahun lalu. Netanyahu telah melakukan kunjungan resmi ke Italia, Jerman, dan Inggris.

Netanyahu berharap dapat mengunjungi UEA setelah menjabat. Tetapi rencana itu ditunda setelah Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, pada Januari lalu mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsha, atau yang dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount di Yerusalem. Kunjungan semacam itu secara luas dipandang sebagai provokasi yang dapat menyebabkan bentrokan baru antara Israel dan Palestina.

Ketika itu, UEA mengutuk tindakan Ben-Gvir. Namun, Ben-Gvir rupanya tidak kapok. Dia kembali mengunjungi kompleks Al Aqsha pada Ahad (21/5/2023). Dia menyatakan bahwa Israel berkuasa atas situs suci tersebut. Tindakan Ben-Gvir ini menuai kritik baru dari UEA, Arab Saudi, Bahrain, Turki, Qatar, Yordania, Mesir, dan Amerika Serikat.

Aliansi Netanyahu dengan tokoh sayap kanan seperti Ben-Gvir telah berulang kali menuai kritik dari sekutu dekatnya. Sejauh ini, Netanyahu belum diundang untuk mengunjungi Presiden AS Joe Biden di Washington. Pemerintah AS mengkritik kebijakan permukiman Israel di Tepi Barat, kunjungan Ben-Gvir ke kompleks Al Aqsha, dan dorongan pemerintah untuk merombak sistem peradilan Israel.

Konferensi iklim PBB tahunan dirancang untuk membuat negara-negara bertanggung jawab atas janji mereka untuk mengurangi emisi karbon. Konferensi iklim PBB di Dubai pada November mendatang akan dipandu oleh Kepala Eksekutif perusahaan minyak negara Emirates, Sultan al-Jaber. Pemilihan UEA sebagai negara kaya minyak serta al-Jaber untuk menjadi tuan rumah konferensi iklim telah menuai kritik dari berbagai kelompok dan aktivis lingkungan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement