REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Kebiasaan menabung sudah lama dilakukan Sumarpu'ah sejak lama. Perempuan berusia 68 tahun tersebut acap menyisihkan pendapatannya sebagai petani di salah satu bank negara.
"Sebenarnya kalau menabung itu sudah lama untuk kebutuhan sehari-hari di BRI tetapi waktu itu belum ada niat pergi haji," jelas perempuan yang telah lama ditinggal meninggal suaminya ini kepada Republika, Rabu (24/5/2023).
Sumarpu'ah mengaku baru memiliki keinginan naik haji pada 2010 lalu. Saat itu dia sudah memiliki tabungan sekitar Rp 15 juta. Karena uangnya belum cukup, dia baru dapat mendaftar haji pada tahun berikutnya.
Dalam proses menabung untuk biaya haji, perempuan berhijab ini tidak menampik acap merasa berat. Hal ini karena pendapatan dari hasil pertanian yang dimiliknya tidak selalu baik. Dia terkadang harus merugi apabila tanaman padinya terendam banjir.
Meskipun demikian, Sumarpu'ah tidak pernah terpikirkan untuk menyerah begitu saja. "Karena saya sudah berniat melakukan ibadah haji," jelas perempuan yang menetap di Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur (Jatim) tersebut.
Sumarpu'ah telah masuk sebagai calon haji (calhaj) yang akan diberangkatkan pada tahun ini. Hal ini lebih tepatnya pada 1 Juni mendatang apabila tidak ada perubahan waktu. Dia mengaku bersyukur penantiannya dapat berbuah hasil pada tahun ini.
Pada perjalanan ibadah haji ini, Sumarpu'ah memang tidak ditemani anaknya. Oleh karena itu, dia berusaha memaksimalkan persiapannya terutama fisik dan perbekalan lainnya. Dia berharap proses ibadah hajinya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
"Yang saya khawatirkan itu adalah kalau di sana saya kurang enak badan sehingga saya kurang khusyuk untuk beribadah. Tetapi semoga nanti baik-baik saja," ungkapnya.