Kamis 25 May 2023 14:45 WIB

Ketum PP Muhammadiyah Puji Sajian Makanan dari PBNU

Ketum PBNU berharap pertemuan dengan PP Muhammadiyah menjadi kunjungan yang berkah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum  PP Muhammadiyah Haedar Nashir (dua kanan) usai melakukan pertemuan di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (25/5/2023). Pertemuan antar kedua pimpinan ormas islam tersebut pada dasarnya untuk bersilaturahmi hingga membahas soal perkembangan muthakhir di Tanah Air.
Foto: Republika/Prayogi.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (dua kanan) usai melakukan pertemuan di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (25/5/2023). Pertemuan antar kedua pimpinan ormas islam tersebut pada dasarnya untuk bersilaturahmi hingga membahas soal perkembangan muthakhir di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir beserta jajaran melakukan kunjungan silaturahmi ke Gedung Pusat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bertemu dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di Jakarta pada Kamis (25/5/2023). Haedar Nasir turut memuji sajian makanan yang diberikan oleh PBNU pada anggota Muhammadiyah.

"(Kami) makan nasi kebuli yang istimewa produk PBNU terima kasih," kata Haedar di Jakarta pada Kamis (25/5/2023).

Baca Juga

Haedar mengatakan, kedatangan Muhammadiyah ke Kantor PBNU sebagai kunjungan balasan sebelumnya. Setelah kedua organisasi Islam ini menggelar muktamar, maka perlu diadakan pertemuan.

"Kami delapan anggota PP Muhammadiyah bersilaturahmi sebagaimana tadi disampaikan oleh Gus yahya sekaligus kunjungan balasan setelah PBNU terbentuk, Gus yahya ke kantor Menteng PP Muhammadiyah," kata Haedar.

Gus Yahya mengatakan, selama ini hubungan baik telah terjalin antara PBNU dan Muhammadiyah. Menurut dia, saat ini sudah saatnya kedua organisasi melakukan hal-hal kongkrit sebagai kerja bersama

"Dari pihak kami kami secara terus terang menyampaikan kepada KH Haedar bahwa kami butuh banyak belajar dari Muhammadiyah tentang kebutuhan-kebutuhan riil dari organisasi," kata Gus Yahya.

Dalam pertemuan ini, kedua organisasi islam ini membahas terkait isu politik. Selain itu, PBNU dan Muhammadiyah juga akan menjalin kerja sama dalam membangun strategi ekonomi yang lebih berkeadilan. Gus Yahya mengakui, pihaknya akan belajar dari Muhammadiyah tentang kerja-kerja administrasi organisasi dan pelayanan terhadap umat.

"Saya kira, ini akan menjadi ladang khidmah yang sangat subur bagi NU dan Muhammadiyah. Kami berterima kasih sekali. Mudah-mudahan ini menjadi kunjungan yang berkah," harap Gus Yahya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement