REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Kepala Biro Komunikasi Kementerian Sosial (Kemensos) Romal Uli Jaya Sinaga mengatakan, pihaknya tidak memasukan telur atau barang apapun ke dalam komponen bantuan sosial (Bansos) dari Kemensos. Ihwal memberikan bantuan barang, Kemensos sejak era Tri Rismaharini dia sebut memilih uang sebagai media penyaluran melalui pos dan giro.
“Kita cuman uang, gaada barang di komponen bansos. Itu bukan bansos kita,” kata Romal saat dikonfirmasi, Kamis (25/5/2023).
Terpisah, Menteri Sosial Tri Rismaharini, juga menegaskan bahwa sejak dia menyetujui posisi sebagai Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara, menolak memberikan bansos barang seperti beras ataupun lainnya. Hal itu, disebutnya sebagai arahan dari Presiden Joko Widodo.
“Saya memegang arahan bapak presiden bahwa jangan bantu bentuk barang, tapi bantu bentuk uang. Itu saya pegang,” jelas Risma saat ditemui awak media di kantornya, kemarin.
Alasan menolak tawaran memberikan bantuan sosial dengan barang, kata Risma, karena pengawasannya yang lebih rumit. Dia khawatir, waktu untuk pengawasan lebih banyak memperhatikan ketersediaan, penyaluran hingga kualitas yang diberikan kepada masyarakat.
“Makanya saya tidak mau, lebih enak berupa uang,” tutur politisi PDIP itu.
Risma mengatakan, sejak 2021 lalu bantuan sosial beras sudah tidak dilakukan. Bahkan, di 2022, bantuan BBM hingga top up saldo, dikirim dalam bentuk uang.
Diketahui, sejauh ini harga telur di lapangan naik. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menduga, kenaikan disebabkan karena banyak pengusaha telur yang bangkrut.
Tak sampai di sana, dugaan lain juga mengerucut pada indukan ayam yang sebagian besarnya diremajakan atau dipotong dan pakan ayam yang naik.