REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ulama sufi besar, Ma'ruf al-Karkhi, bersama muridnya pernah menyaksikan sekelompok anak muda yang berfoya-foya dan larut dalam kegembiraan. Mereka terjerembab ke dalam lubang kemaksiatan.
Ulama modern asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz menceritakan di kanal Youtube Nabawi TV bahwa ketika berjalan di tepi pantai, Ma'ruf al-Karkhi melihat ramai anak muda sedang berfoya-foya dan bergembira sambil minum arak serta melakukan tindakan-tindakan di luar kewarasan dan akal sehat.
Melihat hal itu, murid Ma'ruf Al Karkhi pun meminta kepada gurunya itu untuk mendoakan anak-anak muda itu. “Wahai syekh doakan mereka ini supaya dibinasakan oleh Allah SWT karena perbuatan mungkarnya itu,” ujar Habib Umar saat bercerita dalam acara pengajian yang digelar di Grand Barakah Hotel Ampang, Malaysia, Kamis malam (25/5/2023).
Maka itu, Ma'ruf al-Karkhi menengadahkan tangannya ke atas dan berdoa, “Ya Allah sebagaimana engkau berikan kegembiraan kepada mereka di dunia, berikan kepada mereka juga kegembiraan nanti di akhirat,” ucap al-Karkhi seperti diceritakan Habib Umar.
Lalu, muridnya pun protes dan menyatakan, “Kami minta kepada engkau wahai syekh agar berdoa untuk membinasakan mereka, bukan untuk mendoakan kebaikan buat mereka.”
Ma’ruf al-Karkhi menanggapi, “Mereka itu tidak akan diberi kegembiraan nanti di akhirat, melainkan Allah akan memberikan hidayah kepada mereka untuk bertobat di dunia.”
Setelah didoakan Ma’ruf al-Karkhi, laki-laki yang sedang minum arak di atas perahu tadi mendekat ke tepi pantai. Mereka datang kepada Ma’ruf al-Karkhi dan menyatakan dia bertobat kepada Allah.
“Wahai yang menerima tobat, terimalah tobat kami dan pandanglah kepada kami,” ujar Habib Umar.
Ma’ruf al-Karkhi adalah seorang ulama sufi yang hidup di zaman kejayaan Khalifah Harun al-Rasyid. Namun, para ahli sejarah tidak ada yang mengetahui tanggal dan tahun berapa Ma’ruf al-Karkhi dilahirkan.
Dalam beberapa sumber disebutkan, kedua orang tua Ma’ruf al-Karkhi memeluk agama Nasrani. Ada pula yang menyebut mereka dari komunitas agama Mandai atau shabiah (sabean) di Wasit, Irak. Kemudian, Ma’ruf al-Karkhi masuk Islam di tangan Imam Ali ar-Ridla.
Setelah beguru kepada sejumlah ulama, Ma’ruf al-Karkhi akhirnya menjadi rujukan sanad seluruh tarekat yang tersebar di seluruh dunia.