REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator UMKM dan Bisnis Penggerak Milenial Indonesia (PMI), Arif Dzakwanuddin, menilai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Erick Thohir siap untuk berkompetisi di level global.
Menurut Arif, hasil bersih-bersih Erick Thohir di BUMN menunjukkan hasilnya. Hasilnya adalah BUMN menjadi sehat dan lebih tangguh serta produktif dalam pengelolaannya. Hal itulah yang menurut Arif menjadi salah satu faktor BUMN telah siap untuk bersaing ke level global.
"Bersih-bersih yang dilakukan Pak Erick telah menunjukkan hasilnya. Hasil tersebut bisa dilihat dari banyaknya BUMN yang sehat dan produktif dalam pengelolaannya," ujar Arif pada Sabtu (27/5/2023).
Lebih lanjut, Arif menuturkan penyelenggaraan Forum US-ASEAN Business Council (US-ABC) akan mampu menguatkan posisi Indonesia sebagai penopang ekonomi global. Selain itu, kata Arif hal tersebut bisa membuat Indonesia mengekspansi dan mengeksplorasi potensi-potensi yang ada pada sektor-sektor BUMN di Indonesia.
"Tentunya itu langkah yang sangat tepat dari Pak Erick untuk membangkitkan perekonomian nasional dan menjadi rujukan global melalui BUMN," katanya.
Menurut Arif, langkah-langkah transformatif dan out of the box telah dilakukan oleh Erick Thohir untuk merombak seluruh perusahaan milik negara. Transformasi ini didukung oleh komitmen Kementerian BUMN dalam meningkatkan efisiensi, daya saing, dan transparansi dari BUMN.
Perusahaan-perusahaan BUMN, kata Arif didorong untuk melakukan ekspansi dengan fokus beberapa sektor strategis dari energi dan pertambangan ke pertanian, perkebunan, telekomunikasi, dan keuangan karena BUMN merupakan poros, baik dalam ekonomi maupun pembangunan di Indonesia.
"Sudah tiga tahun Pak Erick melakukan transformasi di tubuh BUMN. Dan sekarang, kita bisa lihat hasilnya," ucap Arif.
Untuk diketahui, Kementerian BUMN telah menerapkan langkah-langkah perbaikan tata kelola perusahaan, mendorong inovasi, dan memperkuat manajemen keuangan.
Erick juga mengatakan BUMN saat ini sudah aktif bermitra dengan sektor swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri di 12 kluster yang berbeda.
Terdapat 307 mitra utama sektor swasta, di mana 60 mitra merupakan multinational companies.
“Di Indonesia kami membimbing small medium enterprises atau UMKM untuk menjadi bagian dari ekosistem BUMN dalam hal keuangan, pelatihan peningkatan kemampuan, dan lain-lain," kata Erick.