Senin 29 May 2023 12:26 WIB

Korsel Mencoba Perkuat Pengaruh di Pasifik

Korsel meningkatkan pengaruhnya di kawasan yang menjadi fokus persaingan geopolitik

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol memulai pertemuan pertama Korsel dengan negara-negara Kepulauan Pasifik.
Foto: Im Hun-jung/Yonhap via AP
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol memulai pertemuan pertama Korsel dengan negara-negara Kepulauan Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol memulai pertemuan pertama Korsel dengan negara-negara Kepulauan Pasifik. Seoul mencoba meningkatkan pengaruhnya di kawasan yang menjadi fokus persaingan geopolitik.

Tahun lalu pemerintah Yoon meluncurkan strategi Indo-Pasifik yang berjanji untuk memelihara "perdamaian, kebebasan dan kemakmuran" di kawasan berdasarkan ketertiban berbasis peraturan. Strategi ini dikeluarkan saat kekhawatiran mengenai ambisi Cina di kawasan semakin menguat.

Baca Juga

Cina memperkuat kerja sama keamanan dengan negara-negara Kepulauan Pasifik untuk keuntungan ekonomi dan akses ke perairan yang strategis.

Presiden Korsel menggelar pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin Pasifik yang berkunjung ke Seoul. Termasuk Presiden Kiribati Taneti Maamau dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape.

"Presiden membahas memperluas kerjasama dua arah dalam pembangunan, maritim dan perikanan serta membangun infrastruktur kesehatan dan respon pada perubahan iklim di pertemuan-pertemuan bilateral dengan setiap negara Kepulauan Pasifik," kata kantor kepresidenan Korsel dalam pernyataanya, Ahad (28/5/2023).

Strategis Indo-Pasifik Korsel juga mencakup kerja sama trilateral yang lebih luas dengan Amerika Serikat (AS) dan Australia untuk mengatasi berbagai tantangan di kawasan. Termasuk rantai pasokan, mineral penting dan perubahan iklim. Strategi pemerintah Yoon mendekatkan diri dengan AS.

"Korsel harus masih harus bergerak hati-hati antara dua kekuatan besar yang saing mengingat pertaruhan ekonomi dan geopolitik Seoul di Cina lebih besar dibandingkan sekutu-sekutu lain di AS," kata peneliti senior lembaga think tank Brookings Institution, Andrew Yeo.

Kementerian Pertahanan Australia mengatakan Menteri Pertahanan Richard Marles juga akan menghadiri pertemuan Korea-Kepulauan Pasifik. Kementerian menambahkan pertemuan itu akan menunjukkan kerjasama antara 18 negara Kepulauan Pasifik dan Korsel untuk mengamankan kawasan.

Australia dan Selandia Baru merupakan anggota terbesar forum yang kebanyakan negara-negara kepulauan kecil yang beresiko tenggelam di tengah naiknya permukaan air laut karena perubahan iklim dan mengandalkan bantuan dari mitra-mitranya. Blok itu mengambil pendekatan kolektif dalam berhadapan dengan kekuatan besar.

Perdana Menteri India Narendra Modi menjanjikan lebih banyak perdagangan dan bantuan pembangunan dalam pertemuan dengan satu lusin pemimpin Kepulauan Pasifik di Papua Nugini pekan lalu. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menandatangani kesepakatan pertahanan dengan Papua Nugini.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement