Selasa 30 May 2023 05:45 WIB

Kemenangan Erdogan di Pemilu Turki, Bertepatan dengan Pembebasan Konstantinopel?

Erdogan menang di putaran kedua Pemilu Turki dengan 52,16 persen suara

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Turkish President Recep Tayyip Erdogan (L), with his wife Ermine Erdogan, acknowledges supporters after winning re-election in Turkey
Foto: EPA-EFE/NECATI SAVAS
Turkish President Recep Tayyip Erdogan (L), with his wife Ermine Erdogan, acknowledges supporters after winning re-election in Turkey

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Recep Tayyip Erdogan telah diumumkan sebagai pemenang pemilihan umum (pemilu) putaran kedua pemimpin Turki. Erdogan mengungguli pesaingnya, Kemal Kilicdaroglu, dengan 52,16 persen suara. 

Massa pendukungnya pun turun ke jalan merayakan kemenangan ini. Adapun atas kemenangannya tersebut, Erdogan menyebut kemenangannya yang kedua ini seperti kemenangan Turki melawan Konstantinopel, serta mengubah nama kota itu menjadi Istanbul. 

Baca Juga

Terkait pembebasan Konstansinopel, hal ini terjadi tepat 570 tahun yang lalu atau 29 Mei 1453. Sultan Mehmed II berhasil membebaskan Konstantinopel selaku pusat Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium), sesuai dengan bisyarah Rasulullah SAW sekitar 8 abad sebelumnya. 

Bisyarah Rasulullah yang disampaikan oleh Abdullah bin Amru pada shahabat:

فقال عبد الله بينما نحن حول رسول الله صلى الله عليه وسلم نكتب إذ سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم أي المدينتين تفتح أولا قسطنطينية أو رومية فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم مدينة هرقل تفتح أولا يعني قسطنطينية

Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “Bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah saw untuk menulis, tiba-tiba beliau saw ditanya tentang kota manakah yang akan difutuh (dibebaskan) terlebih dahulu, apakah kota Konstantinopel atau kota Roma”. Rasulullah SAW menjawab, “Kota Heraklius (Konstantinopel) terlebih dahulu.” (HR Ahmad) 

Dalam hadits lainnya disebutkan,

لتفتحن القسطنطينية فلنعم الأمير أميرها ولنعم الجيش ذلك الجيش Artinya: “Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat amir (panglima perang) adalah amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya.” (HR Ahmad)

Konstantinopel merupakan salah satu kota terpenting di dunia dan memiliki benteng pertahanan tidak tertembus, yang dibangun pada 330 M oleh Kaisar Theodosius. Kota ini menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Timur Bizantium.

Baca juga: Mualaf Lourdes Loyola, Sersan Amerika yang Seluruh Keluarga Intinya Ikut Masuk Islam

Upaya Umat Islam dalam mengupayakan pembebasan Konstantinopel ini telah dilakukan sebanyak delapan kali. Lima kali usaha terjadi pada masa Umayyah, satu kali pada masa Abbasiyah, serta dua kali pada masa Utsmaniyah.

Pukul 05.37, Selasa, 29 Mei 1453 bertepatan dengan 20 Jumadil Ula 875 Hijriyah, di hari saat Sultan Mehmed II atau Sultan Muhammad Al-Fatih berupaya bergerak membebaskan kota tersebut, dia sempat mengucapkan doa mengagungkan Allah SWT sebelum matahari terbit. Diiringi guru, sahabat, dan para pasukannya, Al-Fatih mengendarai kudanya memasuki Kota Konstantinopel.

Sejak kecil, Al Fatih telah dididik oleh ulama-ulama besar. Di antaranya adalah Syekh Ahmad Al-Kurani yang membekalinya dengan Alquran dan Syekh Aaq Syamsuddin, yang tidak hanya menanamkan kemampuan beragama dan ilmu Islam, tetapi juga membentuk mental pembebas pada dirinya.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement