REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baitulmaal Muamalat (BMM), lembaga amil zakat nasional yang berafiliasi dengan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, menargetkan 10 persen kurban tahun ini dapat dihimpun melaui layanan digital. Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat, Hayunaji, mengatakan kurban digital merupakan channel yang berpotensi besar untuk menarik calon pekurban atau mudhohi dari kalangan anak muda dan mature yang melek digital.
"Bank Muamalat melalui Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Muamalat (BMM) dengan kurban prioritasnya menargetkan sekitar 10 persen dari total target kurban tahun ini yaitu sebesar 3.573 setara domba/kambing dapat dihimpun melalui channel kurban digital," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (4/6/2023).
Bank Muamalat optimistis dengan kampanye yang telah dijalankan selama setahun terakhir ini target tersebut dapat tercapai dan semoga melebihi dari pencapaian tahun 2022. Adapun keuntungan kurban digital adalah mudhohi dapat lebih mudah memilih dan membandingkan jenis hewan, bobot.
Selain itu, harganya pun dapat sesuai dengan pilihan dan kemampuannya pada beberapa lembaga dengan cepat tanpa mengeluarkan biaya, cukup dengan peranti digital yang biasa digunakan. Menurut Hayunaji, banyak juga lembaga yang berpartisipasi dalam penyediaan kurban digital ini menciptakan kurban digital dengan harga yang relatif lebih murah.
Diketahui, pada tahun ini Bank Muamalat juga kembali melakukan inovasi dengan mengolah daging hewan kurban menjadi rendang kaleng. Direktur Eksekutif BMM Novi Wardi mengatakan, pengemasan daging kurban menjadi rendang kaleng adalah bagian dari upaya BMM dalam membantu pemerataan distribusi daging hasil kurban di tanah air dengan diolah menjadi rendang kaleng membuat daging kurban lebih mudah untuk dikirimkan ke daerah-daerah di pelosok karena praktis dan awet.
“Rendang kaleng yang kami distribusikan sangat praktis karena dapat langsung dikonsumsi tanpa perlu diolah lagi. Daging hewan kurban yang diolah juga sudah melalui proses standarisasi yang tinggi dan ketat sehingga aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat yang menerima,” ujarnya.
Pengemasan rendang kaleng telah melalui proses standar dan sertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dan ISO 9001:2015. Inovasi rendang kaleng ini adalah bagian dari program Qurban Prioritas BMM. Fokus utama program ini adalah mendistribusikan daging kurban ke daerah-daerah yang masuk dalam kategori terluar, miskin, dan terdampak bencana.