REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pendiri Kelompok Diskusi dan Kajian Politik Indonesia (KedaiKopi), Hendri Satrio, mengatakan jika Mahkamah Konstitusi (MK) ingin meloloskan sistem proporsional tertutup, sebaiknya mereka mendengarkan dulu lagu Iwan Falsi yang berjudul ‘Wakil Rakyat’.
Hendri mengatakan pada 1987, Iwan Fals memopulerkan lagu ‘Wakil Rakyat’. Dalam lagu itu ada penggalan lirik : saudara dipilih bukan dilotre, meski kami takkenal siapa saudara. Kami tak sudi memilih para juara, juara diam, juara he ek, juara ha ha ha.
“Itu adalah bentuk protes Iwan Fals dan rakyat Indonesia terhadap sistem proporsional tertutup, yang mempersilakan rakyat hanya memilih partai tanpa mengenal wakil rakyatnya,” papar Hendri, Ahad (5/6/2023).
Jika pada saat ini, masalah yang sudah puluhan tahun itu diperbincangkan lagi, bahkan mau dipergunakan lagi, Hendri mempertanyakan, apakah rakyat akan merelakannya. Mengingat sistem proporsional tertutup ini sudah diperbaiki pada era reformasi dengan menggantinya menjadi sistem proporsional terbuka (suara terbanyak).
“Ini kemunduran dari sisi kebijakan, mengalami kemunduran dari sisi demokrasi,” kata Hendri.
Poporsional tertutup, menurut Hendri, akan lebih menguntungkan parrpol. Sebab, parpol akan bisa mengontrol wakil rakyatnya. Jika kadernya yang menjadi wakil rakyat bisa langsung di PAW. Tapi kalau dipilih langsung rakyat akan susah, karena mereka dipilih langsung oleh rakyat.