Senin 05 Jun 2023 18:45 WIB

Tarif Jalan Tol di Lampung Naik, Kendaraan Beralih ke Jalinsum

Pengguna jalan menyebut tol trans-Sumatra masih bergelombang, banyak rusak, dan gelap

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Agus raharjo
Jalan Lintas Sumatera/Jalinsum (ilustrasi).
Foto: Republika/Maspril Aries
Jalan Lintas Sumatera/Jalinsum (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Tarif Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) naik per Kamis (25/5/2023), pengemudi truk barang, bus penumpang, dan sebagian mobil pribadi mulai beralih ke Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum). Kenaikan tarif tersebut dinilai terlalu cepat, sementara kenyamanan berkendara belum maksimal.

Pemantauan Republika.co.id di ruas jalinsum mulai dari Tarahan (Kabupaten Lampung Selatan) sampai Tegineneng (Kabupaten Pesawaran), Senin (5/6/2023), arus kendaraan truk barang, bus/travel penumpang, dan mobil pribadi mulai memadati jalur tersebut. Biasanya, ruas jalinsum tersebut lengang sejak dibukanya jalan tol di Lampung.

Baca Juga

Bahkan, di jalinsum ruas Jl Soekarno-Hatta dalam Kota Bandar Lampung di perempatan lampu merah, terjadi kemacetan terutama pada pagi, siang, dan petang hari. Truk barang dan kendaraan luar provinsi mulai masuk jalinsum lagi.

“Kami terpaksa lewat bawah (jalinsum) lagi dari Pelabuhan Bakauheni. Sekarang tarif jalan tol mahal,” kata Hilman (45 tahun), pengemudi truk barang dari Jawa tujuan Sumatra Selatan, Senin (5/6/2023).

Menurut dia, kenaikan tarif jalan tol di Lampung terlalu cepat, sementara saat ini pelayanan dan fasilitas di jalan tol belum memadai. “Masih banyak jalan rusak, jalan bergelombang, jalan gelap, sering terjadi kecelakaan,” kata Hilman.

Ramainya kendaraan truk barang, bus/travel penumpang, juga kendaraan pribadi pelat nomor polisi dari luar Lampung berdampak pada kemacetan arus lalu lintas dalam Kota Bandar Lampung.

“Sekarang sudah ramai lagi Jalan By-pass (jalan lintas). Biasanya, tidak macet, sekarang macet lagi. Apa mungkin karena banyak yang tidak lewat jalan tol lagi karena mahal,” kata Eko (48 tahun), pegawai swasta, warga Tanjungkarang Barat.

Menurut Witar, pengemudi mobil pribadi warga Padang, Sumatra Barat (Sumbar), tarif jalan tol di Lampung dibandingkan dengan di Jawa sangat mahal. Sementara, kondisi jalan sedang tidak baik banyak yang rusak, bergelombang, dan juga minim rambu lalu lintas.

“Mungkin diperbaiki dulu jalannya, sudah mulus, baru dinaikkan tarifnya. Biar tidak banyak pengguna tidak mengeluh,” kata Witar, pensiunan sebuah dinas di Pemprov Sumbar, yang melakukan perjalan dari Bandung ke Padang.

PT Hutama Karya (HK) memberlakukan tarif baru JTTS ruas Bakauheni – Terbanggi Besar (Bakter) sepanjang 140 km, mulai Kamis (25/5/2023) pukul 00.00 WIB. PT HK selaku Badan usaha Jalan Tol menyebutkan tarif baru tersebut pengguna masih mendapat diskon 20 persen.

Direktur Operasi III PTHK Koentjoro mengatakan, penyesuaian tarif ini dilakukan sesuai dengan regulasi yang tertuang pada Undang-Undang Jalan Nomor 2 tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan. Yakni, evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun sekali dan evaluasi terhadap pemenuhan Standar Pelayanan Minimal jalan tol.

“Kami pastikan penyesuaian tarif ini dibarengi dengan peningkatan layanan yang ada, sehingga pengguna jalan tol dapat merasakan dampaknya terhadap peningkatan level of service jalan tol,” kata Koentjoro dalam keterangan persnya yang diterima, Rabu (24/5/2023).

Dia mengatakan, PTHK juga memberikan diskon tarif hingga 20 persen di seluruh gerbang tol yang ada di JTTS ruas Bakter sebagai apresiasi kepada pengguna jalan. Menurut dia, penyesuaian tarif ini baru dilakukan di JTTS ruas Bakter, sehingga masyarakat yang melintas dari GT Terbanggi Besar hingga GT Kayuagung masih menggunakan tarif normal yang ada di JTTS ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka),” kata Koentjoro.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement