REPUBLIKA.CO.ID, SOLO–Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo mengakui ada seribuan siswa putus sekolah. Disdik membuka ruang dan kesempatan selebar-lebarnya untuk anak berusia 7-18 tahun untuk melanjutkan pendidikannya. Yakni dengan gerakan 'Ayo Sekolah Lagi, Cah Solo Kudu Pinter'.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kadisdik Kota Solo Dian Rineta ketika di temui di balai kota Solo. "Sebenarnya angka (anak putus sekolah) yang masuk itu ada di atas seribu. Itu seribuan lebih, tapi beberapa sudah terdeteksi sudah sekolah, itu kan data sebelum Covid ya," katanya, Selasa (6/6/2023).
Kendati demikian dari seribuan siswa tersebut sudah ada 200 siswa yang akan segera ditindaklanjuti agar melanjutkan sekolahnya. "Ini sementara sudah ada 200-an yang harus segera kita follow up, itu sudah pasti butuh sekolah ya itu ada di angka 200-an, kita follow up segera," katanya.
"Ketemu masuk data akan segera kita tindak lanjuti, maunya apa 200 (siswa yang putus sekolah) ini, mau reguler mau nonformal mau coaching, mau online pokoknya maunya diturutin, (tahun ini?) Kok tahun ini, bulan ini harus bergerak," katanya menambahkan.
Dian menjelaskan ada banyak faktor yang menjadi penyebab anak putus sekolah, dimulai dari kemiskinan hingga pernikahan dini. Namun, hal yang paling penting adalah komitmen orang tua untuk menyekolahkan anaknya.
"Butuh komitmen orang tua. Ya macem macem faktor ekonomi alasan saja kan sekolah udah gratis, terus yang kedua adanya hp anak-anak malas untuk bersekolah. Mayoritas juga ada yang sudah bekerja dan ada yang broken home karena kurang perhatian orang tua," katanya.
Pihaknya juga menegaskan akan tetap menyekolahkan anak yang putus sekolah karena pernikahan dini atau hamil di luar sekolah. "Itu nanti bisa, setelah melahirkan kita ikutkan sekolah non formal, jangankan anak putus sekolah karena menikah, masuk lapas saja kita fasilitasi kok untuk sekolah. Artinya tidak ada anak ber-KTP dan KK Solo yang tidak sekolah, harus sekolah," katanya.