REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Director BUMN Research Group Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menyampaikan, aspek safety atau keselamatan harus menjadi prioritas utama bagi setiap transportasi. Terlebih dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang memiliki kecepatan tinggi. Toto menilai penundaan operasional merupakan langkah bijak jika memang PT KCIC belum siap menjalankan kereta cepat pertama di Indonesia tersebut.
"Untuk aspek safety saya kira wajar saja permintaan penundaan peresmian KCJB," ujar Toto saat dihubungi Republika di Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Toto menilai PT KCIC bisa fokus menyelesaikan sejumlah fasilitas jika memang tidak bisa tuntas pada Agustus mendatang. Dengan penundaan operasional, lanjut Toto, proyek KCJB juga bisa leluasa merampungkan sejumlah persoalan, salah satunya utang konsorsium kepada PT Wijaya Karya (Wika).
Toto menyampaikan, Wika merupakan salah satu BUMN karya yang tengah mengalami tekanan arus kas yang cukup berat. Toto menilai Wika membutuhkan pencairan piutang sebagai dana segar untuk melanjutkan pekerjaan pada proyek KCJB maupun proyek strategis lain.
"Salah satunya piutang pada pekerjaan konstruksi yang sudah dikerjakan di proyek KCJB. Jadi wajar saja kalau tagihan ini dilakukan," kata Toto.