REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Agung Sasongko dari Madinah, Arab Saudi
Menjadi kebanggan seorang Hasan Tata Abas untuk melayani salah seorang imam Masjid Nabawi. Sehari-harinya, pria asal Banten ini menjadi asisten Syekh Abdul Muhsin bin Muhammad al-Qasim, satu dari tujuh Imam Masjid Nabawi.
"Saya sering menangis, ya Allah saya ini warga Indonesia, orang kecil, orang bodoh ya. Di Indonesia saya itu tidur juga di pondok bambu, sholat juga di mushola kampung, saya merantau ke Arab Saudi, Allah beri kesempatan saya berkumpul sama orang-orang sholeh setingkat sahabat Rosululloh. Itu yang bikin saya nangis bahagia," ungkapnya penuh syukur, Kamis (8/6/2023).
Sehari-harinya, Hasan membantu dan melayani mulai dari menyiapkan ruangan, menyediakan makan, minum dan sebagainya. Tak hanya itu, Hasan juga kerap menemani Sang Imam menjamu para tamunya. Dengan sigap Hasan menyajikan qohwah atau kopi dengan campuran rempah-rempah, minuman khas Arab Saudi bagi tamu dan syekh.
"Kalau syekh lagi menyusun kitab-kitab, saya yang menyiapkan minumnya," ungkapnya.
Sebagai asisten, Hasan bekerja dari Subuh hingga Isya. Sejak pagi Hasan memulai aktivitasnya di Maarots Kadimiyah Masjid Nabawi yang lokasinya tepat di depan pintu 309. Menjelang sore setelah Ashar, Hasan pindah ke Masjid Nabawi.
Meski menjadi pelayan, Hasan mengaku bangga dengan tugasnya. Selain bisa dekat dengan ulama-ulama besar, dirinya juga bisa sholat kapan pun di Masjid Nabawi. Termasuk mengunjungi Raudhah. Apalagi hadis Nabi Muhammad SAW menyatakan, orang yang melaksanakan sholat di Masjid Nabawi diganjar pahala 1.000 kali lipat dibandingkan sholat di tempat biasa.
Di zaman Rasulullah, orang seperti dirinya sama seperti orang baduy yang menyediakan air untuk wudhu dan membersihkan di masjid. Kebahagiaan lainnya adalah dimakamkan di pemakaman Baqi. "Kalau saya meninggal, ditakdirkan meninggal di Madinah saya dapat hadiah di makamkan di Baqi," katanya.