REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China berharap Korea Selatan tidak memainkan peran berstandar ganda dalam keanggotaan tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) periode 2024-2025. China juga berharap Korsel dapat menegakkan kesetaraan dan keadilan.
"Kami berharap China memanfaatkan keanggotaannya di DK-PBB dengan menolak konfrontasi dan standar ganda," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Kamis (8/6/2023).
Ia memaparkan bahwa DK-PBB merupakan elemen terpenting mekanisme keamanan kolektif internasional dan bertanggung jawab atas terpeliharanya perdamaian dan keamanan global. "Komunitas internasional sangat berharap DK-PBB menjalankan mandatnya, memainkan peran, dan memfasilitasi penyelesaian politik atas isu-isu global dan regional," katanya.
Pihaknya juga berharap Korsel menegakkan kesetaraan, keadilan, kebebasan, dan mendorong dialog, kerja sama dan saling percaya antar-anggota DK-PBB.
Korsel juga diharapkan mampu berkontribusi dalam DK-PBB melalui tindakan nyata.
Korsel kembali menjadi anggota DK-PBB dalam 11 tahun setelah terakhir duduk di dewan itu pada periode 2013-2014 dan yang ketiga kalinya dari 10 anggota tidak tetap karena sebelumnya juga pernah di posisi yang sama pada 1996-1997.
Korsel memenangi kursi di dewan tersebut setelah mengumpulkan 180 suara dari 192 negara anggota PBB yang hadir di majelis tersebut.
Terpilihnya Korsel sebagai anggota tidak tetap DK-PBB yang terakhir kalinya itu saat Korea Utara yang merupakan sekutu utama China baru-baru ini meningkatkan pengembangan program nuklir dan rudalnya.
Korsel dan Jepang juga mengkhawatirkan latihan patroli udara China dan Rusia di atas laut Laut Jepang dan Laut China Timur pada Selasa (6/6/2023).