Jumat 09 Jun 2023 06:44 WIB

Heboh Penipuan dengan Voice Notes, Waspadai Ini

Masyarakat diimbau berhati-hati karena modus penipuan digital terus berkembang.

Modus penipuan dengan voice notes/ilustrasi
Foto: Whatsapp
Modus penipuan dengan voice notes/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Saat ini tengah ramai beredar kabar soal modus penipuan dengan menggunakan voice note. Kabar tersebut pertama kali dibagikan oleh seorang pengguna Twitter lewat unggahan di akun autobase @tanyakanrl pada 5 Juni.

Dalam unggahannya, pengguna tersebut membagikan tangkapan layar yang berisikan pesan bahwa seseorang ingin melakukan dropship dalam bentuk pembayaran tanpa uang tunai atau cashless dan meminta calon korban menanggapi voice note yang dikirim.

Baca Juga

"Selamat pagi kak, saya ingin dropship dengan sistem cashless melalui WhatsApp. Sebelum lanjut, mohon berikan tanggapan informasi dari voice note di bawah," tulis pesan tersebut.

Menanggapi hal tersebut, pengamat budaya dan komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati karena modus-modus penipuan digital memang terus berkembang.

"Masyarakat perlu belajar bahwa modus-modus penipuan digital itu berkembang dan masyarakat harus selalu tahu perkembangan terakhirnya seperti apa, sehingga paling tidak bisa menghindarinya," ujar Firman.

Mengenai penipuan menggunakan voice note, Firman mengatakan hal tersebut bisa saja merupakan bentuk pengembangan dari penipuan dengan modus APK sebelumnya yang telah banyak diwaspadai oleh masyarakat.

"Jadi ada modus baru yang berbeda," imbuhnya.

File dalam bentuk voice note, kata Firman, akan mengurangi kewaspadaan calon korban. Pasalnya, voice note saat ini sering digunakan untuk mempercepat dan mempermudah komunikasi.

"Kita sering menggunakan voice note dan sebagainya karena untuk mempercepat komunikasi waktu kita pakai WhatsApp dan malas nulis, atau sedang dalam keadaan tidak leluasa untuk nulis. Kita sudah terbentuk dengan relasi semacam itu. Ketika dipakai oleh mereka yang menipu, itu korbannya sering 'refleks'," kata Firman.

Kemudian ketika korban lengah, lanjut dia, data-data pribadi hingga rekening bisa saja dibobol. Firman juga tak lupa mengingatkan kasus penipuan dengan menggunakan format APK (Android Package Kit). "Nah, ini hanya penipu yang tahu (bagaimana caranya). APK kan sebenarnya juga bukan untuk menyedot data pribadi pemakai perangkat seluler, tapi oleh penipunya dimodifikasi untuk keperluan itu," ujar Firman.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement