Sabtu 10 Jun 2023 14:03 WIB

Kepala BMKG: Indonesia Keluar dari 10 Besar Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca

Emisi gas rumah kaca memiliki kecenderungan meningkat dalam beberapa dekade terakhir.

Red: Fernan Rahadi
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) RI Prof Dwikorita Karnawati, mengatakan Indonesia saat ini tidak lagi masuk dalam daftar 10 besar negara penyumbang emisi gas rumah kaca. Kepastian tersebut menurut Dwikorita didapatkan setelah adanya hasil pemantauan  dari alat global greenhouse watch yang memonitor gas rumah kaca. 

"Ternyata emisi kita kita di bawah rata rata global. Sebelumnya kita masuk sepuluh besar penghasil rumah kaca di dunia dan ini tidak bagus. Dengan adanya global ini ternyata rata-rata emisi gas rumah kaca di bawah global, sehingga keluar dari sepuluh besar penghasil gas rumah kaca," kata Dwikorita Karnawati dalam Diskusi Temu Bisnis dan Forum Investasi yang bertajuk 'Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim' di gedung University Club UGM, Jumat (9/6).

Dwikorita menyebutkan tahun lalu Indonesia masih masuk dalam daftar sepuluh besar negara penyumbang gas emisi rumah kaca di dunia. Dengan adanya pemasangan alat pemantau emisi gas rumah kaca ini menurut Dwikorita semakin bisa mengontrol emisi gas rumah kaca di tanah air. Ia menyebutkan ada global greenhouse watch yang dipasang di seluruh dunia. 

"Alat ini sebagai pengawas atmosfer global. Satu di antaranya ada di BMKG. Tugasnya memonitor gas rumah kaca penyebab utama terjadinya pemanasan global. Kita diharapkan nantinya bisa memahami secara mendalam dimana sumber gas rumah kaca di tingkat lokal. Saya kira perlu keterlibatan perguruan tinggi untuk memantau dan menganalisis," ujarnya.