REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendiri dan Ketua Jannah Institute, Syaikha Haifaa Jannah menyampaikan tentang doa Nabi Ibrahim alaihissalam dalam seminar yang digelar Indonesia Syiar Network (ISN) di Hotel Grand Sahid Jakarta, Sabtu (10/6/2023).
Dalam seminar yang mengangkat tema “Heart Check Up: Remidies For Spiritual Illnesses in Islam” tersebut, dia mengawali penjelasannya tentang qalbun syarif (hati yang mulia) atau hati yang bersih.
Syaikha Haifaa menggunakan istilah qalbun syarif tersebut karena ada dua tempat di dalam Alquran, yang keduanya merupakan doa Nabi Ibrahim.
“Dan ini yang perlu kalian lihat secara khusus dengan Sayyidina Ibrahim, luar biasa subhanallah bagaimana Allah mengajarkan kita ketika Sayyidina Ibrahim berdoa dan Allah menjawab doanya,” ujar Syaikha Haifaa Jannah dalam ceramahnya.
Pertama, menurut dia, istilah tersebut digunakan ketika Nabi Ibrahim berdoa dan Allah SWT mengabulkannya doanya dalam surat Al-Baqarah ayat 129, yaitu:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ.
Artinya: "Ya Tuhan kami utuslah dit engah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-MU dan mengajarkan kitab dan Hikmah kepada mereka dan menyucikan mereka. Sungguh Engkaulah yang Mahaperkasa Mahabijaksana." (QS al-Baqarah ayat 129)
Wa yuzakkiihim di dalam ayat tersebut, menurut dia, berarti menyucikan hati mereka. Menurut dia, doa Nabi tersebut telah dikabulkan oleh Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 151.
كَمَآ اَرْسَلْنَا فِيْكُمْ رَسُوْلًا مِّنْكُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَۗ
Artinya: “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Alquran) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.” (QS Al Baqarah ayat 151)
Kedua, istilah qalbun syarif atau hati yang bersih tersebut juga terdapat dalam surat Asy Syu'ara ayat 83-89, yang juga merupakan doa Nabi Ibrahim, yaitu:
{رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (83) وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ (84) وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ (85) وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ (86) وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)
(Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS as-Syuara 83-89).
Ayat tersebut mengandung empat permohonan yang diajukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah, namun yang dikabulkan hanya tiga. Doa yang ditolak tersebut adalah doa memohon kebahagiaan dan ampunan yang dikhususkan untuk ayahnya yang masih kafir.