Sabtu 17 Jun 2023 03:29 WIB

Ada Tanda Kehidupan Terdeteksi di Bulan Saturnus, Seperti Apakah?

Fosfor dinilai sebagai indikator kehidupan yang sangat menjanjikan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Sekelompok ilmuwan berhasil menemukan adanya fosfor di salah satu bulan yang mengitari Planet Saturnus, Enceladus.
Foto: University of Colorado, LASP/NASA/REUTERS
Sekelompok ilmuwan berhasil menemukan adanya fosfor di salah satu bulan yang mengitari Planet Saturnus, Enceladus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Sekelompok ilmuwan berhasil menemukan adanya fosfor di salah satu bulan yang mengitari Planet Saturnus, Enceladus. Keberadaan fosfor dapat menjadi indikator adanya kehidupan di Enceladus.

Per Mei 2023, Saturnus terkonfirmasi memiliki 124 bulan. Enceladus merupakan bulan terbesar keenam yang dimiliki oleh planet bercincin tersebut.

Baca Juga

Keberadaan fosfor di Enceladus berhasil terungkap berkat data-data yang dikumpulkan oleh pesawat luar angkasa tanpa awak, Cassini. Fosfor dinilai sebagai indikator kehidupan yang sangat menjanjikan karena zat tersebut merupakan elemen kunci dari kehidupan.

Fosfor yang terdeteksi di Enceladus tidak terjebak di dalam bebatuan mineral. Zat ini tampak larut di dalam lautan air sebagai garam.

Seperti diketahui, Enceladus merupakan bulan yang diselimuti oleh es. Lapisan es pada permukaan Enceladus memiliki patahan yang panjang seperti ular. Patahan ini menyemburkan plume atau kolom letusan yang terbuat dari bulir es dan uap air ke angkasa.

Sekitar satu bulan lalu, tim ilmuwan baru saja mendeteksi adanya plume berukuran sangat besar. Plume tersebut berasal dari area kutub selatan Enceladus. Dari plume berukuran sangat besar inilah tim ilmuwan mendeteksi keberadaan fosfat yang dapat menjadi indikasi adanya kehidupan di bulan es tersebut.

Enceladus merupakan satu dari sedikit lokasi di tata surya yang memiliki air dalam bentuk cairan. Selain Enceladus, lokasi lain di tata surya yang terbukti memiliki air dalam bentuk cairan adalah bumi dan bulan Jupiter bernama Europa. Keberadaan air inilah yang membuat Enceladus kerap menjadi subjek penelitian para ahli astrobiologi.

Pada Enceladus, lautan air bergaram terletak di antara inti bulan yang berbatu dan lapisan terluar bulan yang berbentuk es. Lapisan es yang menyelimuti lautan air bergaram di Enceladus memiliki ketebalan 12 mil atau sekitar 19,3 kilometer.

Sebelum keberadaan fosfor di Enceladus terungkap, fosfor hanya terdeteksi pada lautan air di bumi. Oleh karena itu, temuan fosfor pada Enceladus dinilai sebagai sebuah kemajuan besar dalam upaya manusia menemukan kehidupan di luar angkasa, menurut para ilmuwan dari Freie Universitat yang memimpin studi.

"Pengukuran Cassini ini menyingkirkan keraguan bahwa zat (fosfat) esensial ini benar-benar ada di lautan air (Enceladus) dalam kuantitas yang substansial," terang Prof Frank Postberg dari Freie Universitat, seperti dilansir Mail Online.

Fosfor sendiri dinilai mampu memenuhi sekitar seperempat dari seluruh nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman untuk bertumbuh dan berkembang. Elemen ini juga diperlukan dalam penciptaan DNA dan RNA, sel-sel membran, serta senyawa bernama ATP yang dikenal sebagai pembawa energi universal dalam sel.

Fosfor juga merupakan salah satu dari enam elemen yang diperlukan dalam kehidupan. Kelima elemen lainnya adalah karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, dan sulfur. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement