Sabtu 17 Jun 2023 22:27 WIB

Sembilan Ikhtiar Wujudkan Haji Ramah Lansia Tahun Ini

Ramah lansia menjadi tagline penyelenggaraaan haji

Red: Nashih Nashrullah
Jamaah haji lansia dan sakit di ruang tunggu Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Rabu (7/6/2023)
Foto: Republika/Fuji E Permana
Jamaah haji lansia dan sakit di ruang tunggu Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Rabu (7/6/2023)

Oleh : Fuji E Permana. reporter Republika.co.id dari Makkah Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Jamaah haji Indonesia yang berusia 65 tahun ke atas pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/ 2023 M sangat banyak. Jumlahnya mencapai 67 ribu orang atau sekitar 30 persen dari 229.000 total kuota jamaah haji Indonesia tahun ini.

Kementerian Agama (Kemenag) telah mencanangkan tagline "Haji Ramah Lansia" pada penyelenggaraan haji tahun ini. Sejumlah ikhtiar dilakukan dalam rangka mewujudkan upaya optimalisasi layanan kepada seluruh jamaah haji, termasuk mereka yang masuk kategori lansia.

Baca Juga

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan lansia sebagai orang dengan usia 60 tahun ke atas. Namun, Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan prioritas lansia tahun ini adalah jamaah dengan usia 65 tahun ke atas. Ada sembilan ikhtiar yang dilakukan dalam rangka mewujudkan haji ramah lansia.

"(Pertama) kami sejak awal perencanaan, telah melibatkan ahli geriatri dari Universitas Indonesia untuk merumuskan konsep layanan, prosedur operasional, sekaligus melakukan pemantauan dan pengawasan kesehatan jamaah haji lansia saat operasional," kata Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid di Makkah, Jumat (16/6/2023).

Subhan mengatakan, pedoman dari ahli geriatri ikut dijadikan materi dalam proses manasik. Kemenag juga telah menyusun buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia.

"(Kedua) penguatan layanan ramah lansia ini kita sudah sosialisasikan sejak dari Tanah Air, terutama melalui proses manasik haji jamaah, baik di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan maupun Kantor Kemenag Kabupaten dan Kota," ujar Subhan.

Ia mengatakan, proses manasik bagi jamaah haji yang berada di pulau Jawa, dilakukan delapan kali. Sementara manasik haji di luar pulau jawa dilakukan sepuluh kali. Komposisinya, dua kali dilakukan di Kankemenag Kabupaten/Kota, sisanya dilakukan di KUA.

Ikhtiar ketiga yang dilakukan dalam mewujudkan haji ramah lansia adalah menyiapkan sarana transportasi, utamanya bis shalawat yang mengantar jamaah haji dari hotel ke Masjidil Haram, pergi-pulang, mudah diakses dan ramah lansia.

PPIH tahun ini telah menyiapkan 450 armada untuk layanan bis shalawat. Ada tiga terminal pemberhentian bis shalawat yaitu Ajyad, Mahbas Jin, dan Syib Amir. Terminal Mahbas Jin dikelola oleh otoritas Arab Saudi dan berlaku untuk semua negara.

Baca juga: Mengapa Tuyul Bisa Leluasa Masuk Rumah? Ini Beberapa Penyebabnya

 

 

Sementara pada terminal Mahbas Jin dan Syib Amir, PPIH dapat menyiapkan sekaligus mengelola sendiri armadanya. Karena itu, disiapkan juga bus ramah lansia pada rute terminal Ajyad (Misfalah) dan Syib Amir (Jarwal, Raudhah, dan Syisah).

"Alhamdulillah, semua rute di Syib Amir dan Ajyad sudah tersedia bis ramah lansia. Adapun rute terminal Mahbas Jin, ini merupakan jalur internasional. Bis pada jalur ini digunakan juga secara bersama-sama oleh jamaah dari berbagai negara," jelas Subhan.

Subhan menyampaikan, ada sekitar 200 personel yang ditugaskan untuk memberikan layanan kepada jamaah di tiga terminal dan halte-halte terdekat hotel mereka.

Dia menambahkan, ikhtiar keempat dalam mewujudkan haji ramah lansia adalah menyediakan ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jamaah lansia di hotel.

PPIH telah menyusun prosedur pelayanan di hotel jamaah...

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement