Kamis 22 Jun 2023 05:53 WIB

Muhadjir Singgung Pelaku UMKM Bisa Atasi Ketimpangan Ekonomi

Menko PMK miris, kemiskinan hampir 10 persen, orang Indonesia masuk terkaya di dunia.

Menko PMK Muhadjir Effendy di Bazar Blitar Djadoel, Kota Blitar, Jawa Timur.
Foto: Dok Republika.co.id
Menko PMK Muhadjir Effendy di Bazar Blitar Djadoel, Kota Blitar, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berperan sebagai pemerata perekonomian bangsa. Menko PMK, Muhadjir Effendy, mengatakan dengan menggerakkan UMKM maka ketimpangan ekonomi di Indonesia bisa diatasi.

Muhadjir menyebut, dengan menggerakkan UMKM yang mayoritas warga Indonesia adalah pelaku usaha kecil, dan mengedukasi masyarakat untuk membeli produk lokal maka geliat ekonomi nasional dapat terus bertumbuh. Sehingga pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi di Indonesia bisa dicapai.

"Tingkat ketimpangan kita masih tinggi dan kalau cita-cita keadilan sosial mau tercapai harus gerakkan UMKM. Kalau belanja jangan cari hanya yang bermerek apalagi dari impor. Belanjalah dari perajin lokal kreator blitar. Dengan begitu maka distribusi kekayaan bisa berputar di kita semua. Bukan hanya di mereka yang kaya," ujarnya di Kota Blitar dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Muhadjir menjelaskan saat ini, angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2022, angka kemiskinan sebesar 9,57 persen. Kemudian, angka kemiskinan ekstrem di Indonesia mencapai 1,74 persen. Yang membuat ia miris, realita di lapangan, beberapa orang Indonesia justru bisa masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia.

Permasalahan itulah yang menurut Muhadjir harus bisa diselesaikan dengan menggerakkan UMKM dan menciptakan keadilan sosial ekonomi. Menurut dia, Kota Blitar dengan julukannya sebagai Kota Bung Karno punya tanggung jawab untuk mengejewantahkan cita-cita luhur Presiden ke-1 RI itu dalam mewujudkan Indonesia makmur dan keadilan sosial.

"Sebagai kota yang mengklaim Kota Bung Karno, Blitar punya tanggung jawab merealisasi itu. Melalui kegiatan Bazar Blitar Djadoel, tiga daulat Bung Karno, yaitu daulat politik, mandiri ekonomi, dan berbudaya dalam kepribadian harus bisa diimplementasi," kata Muhadjir.

Dia mengatakan Kota Blitar dalam sisi pembinaan kebudayaan bidang kesenian levelnya sudah level nasional. Karena itu, menurut Muhadjir, berbagai macam budaya kreatif harus sering ditampilkan di luar kota seperti di Jakarta.

"Ini tidak mudah karena tidak semua bisa mendesain budayanya sebagus Kota Blitar. Mendesain fisik relatif gampang. Mendesain budaya sebagai bagian amanat Trisakti Bung Karno itu tidak mudah," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement