REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) mengatakan, sebaran puing-puing kapal yang ditemukan di Atlantik Utara mengarah pada kesimpulan bahwa kapal selam Titan OceanGate mengalami implosion, dan menewaskan kelima penumpang.
Angkatan Laut AS mendeteksi suara yang konsisten dengan ledakan, tak lama setelah kapal selam kehilangan kontak pada Ahad (18/6/2023).
Kapal selam Titan sebelumnya dinyatakan hilang saat melakukan ekspedisi wisata ke bangkai kapal Titanic di kedalaman 3.800 meter (12.467 kaki) di bawah permukaan laut. Hilangnya kapal selam akhirnya dikonfirmasi setelah diluncurkan misi pencarian besar-besaran di daerah lepas pantai Provinsi Newfoundland, Kanada.
Berikut penjelasan penyebab implosion pada kapal selam Titan dilansir BBC, Jumat (23/6/2023).
Apa yang menyebabkan implosion pada kapal selam Titan?
Lambung kapal selam Titan diyakini telah runtuh pada Ahad (18/6/2023) akibat tekanan air yang sangat besar. Kapal selam dibangun untuk menahan tekanan air di laut dalam. Saat ini para ahli sedang berupaya untuk menentukan kenapa lambung kapal selam itu bisa hancur. Analisis dari puing-puing yang ditemukan dapat membantu analisis para ahli.
Titan diyakini berada di kedalaman 3.500 meter di bawah permukaan laut saat hilang kontak. Lokasi kapal selam yang berada di laut dalam mendapatkan tekanan yang sangat berat secara dengan berat Menara Eiffel, yang mencapai puluhan ribu ton. Jika ada kerusakan pada struktur, tekanan di luar akan jauh lebih besar daripada tekanan di dalam lambung, sehingga menekan kapal.
Apa yang terjadi ketika kapal mengalami implosion?
Mantan perwira kapal selam nuklir AS, Dave Corley mengatakan, ketika lambung kapal selam runtuh, ia bergerak ke dalam dengan kecepatan sekitar 1.500 mph (2.414 km/jam). Kecepatan itu sama dengan 2.200 kaki (671 m) per detik.
Waktu yang diperlukan untuk keruntuhan total adalah sekitar satu milidetik, atau seperseribu detik. Corley mengatakan, otak manusia merespons rangsangan secara naluriah sekitar 25 milidetik. Respons rasional manusia - dari penginderaan hingga tindakan diyakini paling lama 150 milidetik.
Udara di dalam kapal selam memiliki konsentrasi uap hidrokarbon yang cukup tinggi. Corley mengatakan, ketika lambung runtuh, udara otomatis menyala dan di ikuti dengan ledakan cepat awal. Tubuh manusia terbakar dan berubah menjadi abu dan debu seketika.