REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan saat ini pemerintah bersama Chevron dan Exxon dua perusahaan migas raksasa asal Amerika mengembangkan prototipe Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) di lapangan migas Indonesia.
"Kita ini merupakan negara dengan ceruk migas yang besar. Ceruk lapangan migas ini bisa dijadikan carbon storage. Saat ini kita bikin prototipe bersama Chevron dan Exxon," ujar Airlangga di acara Indonesia Net-Zero Summit, Sabtu (24/6/2023).
Airlangga tak merinci lapangan mana yang dijadikan proyek prototipe CCUS ini. Hanya saja kata dia, potensi pengembangan CCUS di Indonesia sangat besar. Bahkan, dari prototipe tersebut bisa disimpulkan investasi yang bisa masuk sebesar 50 dolar US per ton co2.
Sebelumnya, di Komisi VII DPR RI, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sempat menyebutkan bahwa lapangan milik Pertamina menjadi potensi besar untuk penyimpanan emisi karbon (carbon storage).
“Kita punya giant storage dan ini luar biasa karena Indonesia kalau menurut kajian awal itu potensinya lebih dari 400 giga ton Co2 storage. Ini bisa menjadi regional hub untuk Co2,” jelasnya, Kamis (22/6).
Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat ini terdapat 15 proyek CCS/CCUS di Indonesia yang masih tahap studi dan persiapan. Sebagian besar ditargetkan beroperasi sebelum 2030.
Adapun terdapat 15 proyek tersebut yakni, Arun (CCS), Gemah (CCUS/EOR), Ramba (CCUS/EOR), Jatibarang (CCUS, CO2, EOR), Central Sumatera Basin (CCS/CCUS Hub), Sakakemang (CCS), Gandih (CCUS/EOR), RU V Balikpapan (CCU.Methanol), Kutai Basin (CCS/CCUS Hub), Sunda Asri Basin (CCS/CCUS Hub), Sukowati (CCUS EOR), East Kalimantan (CCS?CCUS Study), Blue (Ammonia, CCS), Abadi (CCS/CCUS) dan Lapangang Tangguh (CCUS/EOR).