REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Delegasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih juara satu dalam Kejuaraan Nasional Kontes Robot Search and Rescue (SAR) Indonesia, 25 Juni lalu. Pada Kompetisi yang diadakan di Universitas Semarang itu, Robot UMM mencapai hasil yang maksimal dengan torehan nilai sebesar 1.900 poin.
Adapun tim tersebut berisi tiga mahasiswa bertalenta yakni Ahmad Syauqi Ramadhan dan Muhammad Aditya Dzikra dari prodi Teknik Elektro. Kemudian dilengkapi dengan M. Darma Putra Ramadhan yang merupakan mahasiswa prodi Teknik Informatika.
Ketua Tim Robot UMM, Syauqi mengaku tidak mudah bagi timnya untuk bersaing di lomba tingkat nasional. Banyak persiapan yang digarap di antaranya menyusun program coeing. "Ini agar robot bisa bekerja sesuai yang diharapkan hingga penyesuaian berbagai komponen," ungkapnya.
Syauqi menjelaskan, terdapat medan dan lintasan yang harus ditaklukkan cukup menantang. Menariknya, pada babak final mereka harus bertarung melawan sesama perguruan tinggi muhammadiyah, yakni UMS. Robot diuji dari aspek kecepatan, kecekatan, dan akurasi.
Selain itu , timnya jug harus memprogram ulang coding-nya karena rintangan yang harus diselesaikan cukup sulit dan berbeda dari apa yang kami bayangkan. Namun verkat kerja sama dan visi yang sama, tim robot Dome mampu menjadi pemenang.
Syauqi juga bersyukur berkuliah di UMM. Hal itu tak lepas dari dukungan Kampus Putih, bukan hanya yang berbentuk moril tapi juga materiil. Bahkan dalam kompetisi ini UMM membackup seratua persen pendanaan terkait.
Menurut dia, robot Dome SAR dapat diimplementasikan langsung di berbagai lokasi. Namun inj perlu adanya upaya memperbesar ukuran robot sesuai dengan keadaan sebenarnya. Selama penggunaan algoritmanya benar, ia yakin robot tersebut bisa digunakan di lapangan.
Kemenangan ini juga diapresisi oleh Pembina Lembaga Semi Otonom (LSO) Robot Fakultas Teknik (FT) UMM Khusnul Hidayat. Menurutnya, para anggota tim bekerja dengan sangat keras. Mereka bahkan akan mengulik robot saat ada waktu kosong di sela-sela kuliah, bahkan sampai dini hari.
Sebagai pembina, para dosen juga membuka konsultasi jika ada yang perlu dikembangkan lagi. Ia juga mendorong tim Dome untuk melakukan trial and error agar mendapatkan komposisi terbaik. "Termasuk terkait sensor dan pemrograman robot sehingga mampu melewati semau rintangan yang dilombakan," ucapnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.