Rabu 28 Jun 2023 00:28 WIB

Motif Pesugihan di Balik Praktik Inses dan Pembunuhan Tujuh Bayi di Banyumas

R (57 tahun) telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polresta Banyumas.

Warga menonton proses penggalian oleh Polresta Banyumas di lokasi penemuan empat kerangka bayi di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (22/6/2023). Polresta Banyumas terus melakukan pencarian lanjutan dengan menggali lokasi ditemukanya empat kerangka bayi yang diperkirakan berumur 1 hingga 10 tahun atas dugaan hasil tindak pidana.
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Warga menonton proses penggalian oleh Polresta Banyumas di lokasi penemuan empat kerangka bayi di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (22/6/2023). Polresta Banyumas terus melakukan pencarian lanjutan dengan menggali lokasi ditemukanya empat kerangka bayi yang diperkirakan berumur 1 hingga 10 tahun atas dugaan hasil tindak pidana.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Idealisa Masyrafina, Antara

Polresta Banyumas, Polda Jateng akhirnya menetapkan R (57 tahun) warga Kelurahan Tanjung, Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas menjadi tersangka terkait kasus penemuan tulang bayi di Kelurahan Tanjung. Tulang belulang bayi tersebut ditemukan oleh dua orang warga di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas pada Kamis (15/6/2023).

Baca Juga

R ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan kasus pembunuhan berencana terhadap tujuh bayi hasil hubungan darah atau inses, dengan anak kandungnya, E. Hal ini dipaparkan oleh Kapolresta Banyumas Kombes Pol Edy Suranta Sitepu, SIK, MH, dalam konferensi pers di depan awak media yang bertempat di pendopo joglo Polresta Banyumas, Selasa (27/6/23).

"Pada hari Sabtu (24/6/23) kami melakukan penangkapan terhadap R. Dari hasil keterangan dia mengakui hubungan dengan anak kandungnya sampai memiliki 7 anak. Dia juga menjelaskan kejadian ini bermula di tahun 2013 hingga tahun 2021," kata Edy. 

Edy menjelaskan motif tersangka, berawal pada 2011. Menurut keterangan R, dia bertemu dengan paranormal saat di Klaten, Jawa Tengah.

Paranormal tersebut memberikan saran bahwa apa bila ingin kaya, maka ia harus melakukan persetubuhan dengan anak kandungnya. Lalu apabila anaknya lahir, maka dikubur hidup-hidup dan dilakukan sampai tujuh kali berturut-turut. 

"Pemeriksaan masih kita dalami dari apakah ini karangan pelaku R atau alibi dia. Namun yang jelas keterangan-keterangan tersebut kami tampung semua dan kita dalami lebih lanjut," ungkap Kapolresta. 

Atas perbuatannya, Kapolresta menuturkan, R dijerat dengan pasal 340 KUHP yaitu pembunuhan berencana dan disandingkan dengan undang-undang perlindungan anak di pasal 80.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement