REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Korban gugur akibat serangan militer Israel di kota Jenin, Tepi Barat bertambah menjadi 12 orang, menurut keterangan Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa (4/7/2023).
Hampir 120 orang lainnya menjadi korban luka akibat serangan itu, dengan 20 diantaranya dalam kondisi parah. Menteri Keamanan Nasional Israel dari partai sayap kanan Itamar Ben Gvir mendesak warga Israel membawa senjata setelah seorang warga sipil menembak dan menewaskan seorang penyerang Palestina yang melukai tujuh orang dalam serangan penusukan dan penabrakan membabi buta, lapor harian Times Israel.
"Ini sekali lagi membuktikan pentingnya dan keefektifan warga membawa senjata," kata Ben Gvir kepada wartawan.
"Saya menyerukan publik yang memenuhi kriteria: bawalah senjata," ujarnya.
Polisi Israel pada Selasa mengatakan mereka menerima laporan mengenai sebuah mobil yang menabrak sejumlah orang di Jalan Pinkhas Rosen di Tel Aviv, dan menyebutkan tujuh orang terluka dalam serangan tersebut.
Penyerang kemudian keluar dari kendaraan dan berhasil menusuk salah satu korban sebelum ditembak hingga tewas oleh seorang warga Israel bersenjata. Kelompok Perlawanan Palestina, Hamas, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengatakan bahwa hal itu adalah balasan pertama atas serangan Israel yang berlangsung di Jenin.
Ketegangan terus meningkat di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat dalam beberapa bulan belakangan di tengah serbuan Israel yang berulang-ulang di kota-kota Palestina. Pada Senin, pasukan Israel meluncurkan serangan terbesar mereka di Jenin selama lebih dari 20 tahun, termasuk di kamp pengungsian.
Sebanyak 190 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel sejak awal tahun ini, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Sementara dari Israel, sedikitnya 25 orang tewas dalam beberapa serangan terpisah pada masa yang sama.