REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kantor Imigrasi Ngurah Rai, Bali, mencatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 894,7 miliar pada semester I 2023. Jumlah ini melonjak 687,8 persen dari target selama 2023 sebesar Rp 130 miliar.
"Penerimaan itu paling besar dikontribusikan oleh layanan visa mencapai Rp 774,8 miliar," kata Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Ngurah Rai Bali Shandro Bobby Raymon di Nusa Dua, Bali, Rabu (5/7/2023).
Ia menambahkan realisasi PNBP selama Januari-Juni 2023 mendekati realisasi PNBP selama 2022 yang mencapai Rp 1 triliun. Namun, ia tidak memberikan rincian perbandingan PNBP untuk semester I 2022.
Shandro juga merinci PNBP semester pertama 2023 itu juga dikontribusikan dari pos layanan paspor mencapai Rp 8 miliar. Kemudian, izin keimigrasian mencapai Rp 96,8 miliar dan layanan keimigrasian lainnya mencapai Rp 14,9 miliar.
Ada pun target PNBP tahun ini ditentukan oleh pemerintah pusat yang mempertimbangkan situasi global yang masih diwarnai ketidakpastian. Meski begitu capaian PNBP khusus untuk di Imigrasi Ngurah Rai ternyata melampaui target.
"Jadi kami mempertimbangkan situasi global. Target yang awalnya belum diproyeksi tercapai, malah melampaui target tapi itu dinamis tergantung kondisi," ucapnya.
Pihaknya mencatat berdasarkan jenis visa yang digunakan, selama semester pertama 2023 sebanyak 1,92 juta warga negara asing masuk Bali menggunakan fasilitas visa saat kedatangan atau visa on arrival (VOA) dan VOA elektronik. Selain itu, sebanyak 324 ribu WNA menggunakan bebas visa kunjungan (BVK) dan sebanyak 62 ribu WNA lainnya menggunakan visa kunjungan.
Sedangkan dari izin tinggal keimigrasian, pihaknya menerbitkan sebanyak 41.915 izin tinggal kepada WNA di Bali. Jumlah itu meningkat 38,3 persen jika dibandingkan 2022 yang mencapai 30.307 izin tinggal.
Sementara itu, terkait realisasi anggaran, Imigrasi Ngurah Rai membelanjakan Rp 25,2 miliar atau sudah 56,65 persen dari pagu anggaran mencapai Rp 44,5 miliar.