Kamis 06 Jul 2023 16:33 WIB

BEM UI Ancam Aksi Besar-besaran Jika Kampus tak Tanggapi Serius Masalah UKT Mahal

Mahasiswa di UI, kata Melki, telah solid dan mengarahkan perhatian ke rektorat.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Andri Saubani
Mahasiswa yang tergabung BEM se-UI mengenakan seragam SMA dan membawa poster saat melakukan aksi simbolik protes BOP jalur Nasional di Halaman Rektorat, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (26/6/2023). Unjuk rasa tersebut terkait minimnya transparansi dan akuntabilitas Universitas Indonesia dalam penentuan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) jalur Nasional tahun ajaran 2023/2024 yang dinilai terlalu mahal untuk lebih dari 600 mahasiswa baru UI jalur SNBP dan dianggap tidak adil bagi mahasiswa.
Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Mahasiswa yang tergabung BEM se-UI mengenakan seragam SMA dan membawa poster saat melakukan aksi simbolik protes BOP jalur Nasional di Halaman Rektorat, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (26/6/2023). Unjuk rasa tersebut terkait minimnya transparansi dan akuntabilitas Universitas Indonesia dalam penentuan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) jalur Nasional tahun ajaran 2023/2024 yang dinilai terlalu mahal untuk lebih dari 600 mahasiswa baru UI jalur SNBP dan dianggap tidak adil bagi mahasiswa.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Ketua BEM UI Melki Sedek Huang menyebut akan ada aksi besar-besaran jika kampus tidak kunjung menanggapi serius polemik biaya kuliah atau uang kuliah tunggal (UKT) di Universitas Indonesia (UI) yang dikeluhkan mahal. Setiap elemen mahasiswa di kampus, kata Melki, telah solid dan sedang mengarahkan perhatiannya ke rektorat.

"Saya minta kampus buat respons, karena mahasiswa sedang berkonsolidasi, mahasiswa sedang solid-solidnya sekarang. Mahasiswa sudah sama-sama mengarahkan pandangannya ke rektorat. Kalau tidak direspons, akan ada gerakan besar, aksi besar penolakan akan kepemimpinan rektorat," jelas Melki Sedek Huang, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga

Menurutnya, BEM UI masih ingin melihat itikad baik kampus untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pihaknya masih memantau isu ini di setiap jalur penerimaan mahasiswa.

"Jadi masih banyak, ini kan masih jalur SNBP, belum SNBT, Simak, PPKB, Talent Scouting, masih banyak ini jalur-jalurnya. Kita lihat dulu itikad baiknya, kalau nggak ada itikad baik, ya sudah, ada aksi yang akan kita lancarkan setiap minggunya dari semua elemen," katanya.

Sebelumnya, BEM UI mengatakan telah menerima 800 aduan dari mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) yang mengeluhkan mahalnya biaya uang kuliah. Beberapa dari mereka, mengaku bukan dari keluarga berkecukupan, seperti yatim piatu hingga pengemudi ojol.

Melki menjelaskan, hingga kini masih ada 170 mahasiswa baru jalur SNBP yang mengeluhkan tingginya biaya kuliah yang ditetapkan kampus kepada mereka. Sebanyak 10 orang dari 170 mahasiswa bahkan mengaku ingin mundur karena merasa tidak sanggup membayar UKT yang ditetapkan.

Sebelumnya, BEM UI menyebut ada 10 calon mahasiswa baru kampus tersebut dari jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023 yang ingin mengundurkan diri. Kondisi ini terjadi karena mereka merasa tidak mampu dengan besaran UKT yang ditetapkan kampus.

Melki mengatakan, jumlah mahasiswa baru yang ingin mengundurkan diri bahkan dikatakan sebenarnya ada lebih dari 10. Namun setelah pendampingan, tersisa ada 10 orang yang masih mengaku ingin mengundurkan diri.

Menanggapi masalah ini, Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia mengatakan, mahasiswa sebenarnya bisa menyampaikan keberatannya ke pihak kampus jika merasa tidak mampu atas UKT yang ditentukan. Hingga kini, ia juga mengeklaim belum ada mahasiswa yang mengundurkan diri karena alasan UKT tinggi.

"Kami juga sudah memberikan kesempatan jika ada keberatan, untuk disampaikan via mekanisme yang pun belum ada menerima pengunduran diri secara formal," kata Amelita Lusia via pesan singkat.  

 

 
 
photo
Jurusan kuliah favorit calon mahasiswa baru (ilustrasi) - (mgrol101)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement