REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) resmi tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (7/7/2023). Saat debut, saham emiten tambang emas dan tembaga ini dibuka menguat 1,18 persen ke level 1.715. Hingga jeda perdagangan sesi pertama, saham AMMN sudah bertengger di level 1.765 atau naik 4,13 persen.
Direktur Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk Alexander Ramlie melihat prospek usaha pertambangan tembaga akan mengalami tren positif karena meningkatnya permintaan tembaga di dunia. Peningkatan ini terjadi seiring pertumbuhan sektor industri, energi terbarukan, serta kendaraan listrik.
"AMMN melihat dinamika pasar tersebut sebagai peluang untuk memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia," ujar Alexander, Jumat (7/7/2023).
Anak usaha PT Medco Energi Tbk ini melantai ke pasar modal melalui mekanisme penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Saat IPO, saham AMMN mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 13,6 kali dari total penawaran umum.
Dari aksi korporasi tersebut, AMMN menerbitkan 6,32 miliar saham biasa atau setara dengan 8,8 persen saham ke publik, dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan harga penawaran Rp 1.695 setiap saham. AMMN pun berhasil menghimpun dana segar Rp 10,73 triliun.
Dengan dana IPO, AMMN akan mengalokasikan dana tersebut untuk sejumlah proyek ekspansi. Pertama, dana sebesar Rp 1,79 triliun akan digunakan sebagai penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kedua, dana sebesar Rp 3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Ketiga, sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT untuk membiayai pengeluaran modal proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di KSB, Provinsi NTB.