Ahad 09 Jul 2023 20:13 WIB

Pria Afghanistan yang Bantu Militer AS di Taliban, Tewas di Washington

Ahmad Yar dikabarkan tewas terbunuh

Rep: Amri Amrullah/ Red: Friska Yolandha
Anggota keluarga dan teman-teman berdoa di depan makam Nasrat Ahmad Yar selama upacara pemakaman di pemakaman All Muslim Association of America pada Sabtu, 8 Juli 2023, di Fredericksburg, Va. Ahmad Yar, seorang imigran Afghanistan yang bekerja sebagai penerjemah untuk Militer AS di Afghanistan, ditembak dan dibunuh pada hari Senin, 3 Juli, saat bekerja sebagai sopir di Washington.
Foto: AP Photo/Mariam Zuhaib
Anggota keluarga dan teman-teman berdoa di depan makam Nasrat Ahmad Yar selama upacara pemakaman di pemakaman All Muslim Association of America pada Sabtu, 8 Juli 2023, di Fredericksburg, Va. Ahmad Yar, seorang imigran Afghanistan yang bekerja sebagai penerjemah untuk Militer AS di Afghanistan, ditembak dan dibunuh pada hari Senin, 3 Juli, saat bekerja sebagai sopir di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pria Afganistan yang bertahun-tahun bantu pasukan AS di negaranya dan berhasil kabur saat Taliban mengambil alih pemerintahan, justru tewas di Washington. Pria yang bernama Nasrat Ahmad Yar, berusia 31 tahun, justru tewas di negeri pelariannya, Amerika Serikat, tanah yang dijanjikan mencari penghidupan lebih baik bagi istri dan keempat anaknya.

Dia menemukan pekerjaan sebagai pengemudi berbagi tumpangan dan bahkan berhasil mengirim uang kembali ke Afghanistan untuk membantu keluarga dan teman-temannya. Pria penyuka permainan voli ini sering menghabiskan waktu dengan teman-temannya di pinggiran kota Washington, tempat di mana banyak orang Afghanistan yang mencari peruntungan setelah lari diri dari negara mereka.

Baca Juga

Ahmad Yar yang memiliki tinggi badan 6 kaki 5 inci, dikenal mahir bermain voli, dan ia memiliki pukulan servis yang kuat. Namun pada Senin malam pekan lalu, karena khawatir tidak mampu membayar uang sewa, ia pergi keluar dengan mengendarai mobil, namun nahas ia tewas setelah ditembak dan terbunuh di Washington.

Belum ada tersangka yang ditangkap atas insiden penembakan Nasrat ini. Namun video pengawas menangkap suara satu tembakan dan empat anak laki-laki atau pemuda terlihat melarikan diri. Polisi telah menawarkan hadiah sebesar 25.000 dolar AS untuk informasi yang bisa mengarah pada penangkapan pelaku penembakan.

"Dia sangat murah hati. Dia sangat baik. Dia selalu berusaha membantu orang-orang," kata Rahim Amini, sesama imigran Afghanistan dan teman lamanya. Dia mengatakan Ahmad Yar selalu mengingatkannya,

"Jangan lupakan orang-orang dan keluarga yang ditinggalkan," lanjtunya.

Jeramie Malone, seorang warga Amerika yang mengenal Ahmad Yar melalui pekerjaan sukarelanya di sebuah organisasi yang didirikan oleh para veteran. Malone mengaku, Ahmad Yar telah berjasa membantu para mantan penerjemah dan tentara AS yang berrugas di Afghanistan. Ia juga kagum dengan kemurahan hatinya.

"Dia selalu ingin memberi lebih banyak daripada yang dia terima dan dia sangat baik hati." 

Warga Afghanistan dan veteran militer AS berkumpul untuk menghadiri upacara pemakaman Ahmad Yar pada Sabtu (8/7/2023) di All Muslim Association of America di Fredericksburg, Virginia. Keluarga dan teman-teman menghibur anak-anak dan istri Ahmad Yar serta kerabat yang ditinggalkan.

Kerabat dan pasukan AS yang pernah dibantu olehnya, berkumpul saat peti jenazah Ahmad Yar akan diturunkan ke tanah dengan tali dan orang-orang menggunakan sekop untuk menimbunnya dengan tanah. Salah satu dari mereka yang hadir adalah Matthew Butler, yang kini telah pensiun dari militer dan bertemu dengan Ahmad Yar pada tahun 2009 di Lapangan Udara Bagram.

Lapangan Udara Bagram saat itu merupakan pangkalan militer Amerika Serikat di sebelah utara Kabul, ibu kota Afghanistan. Ahmad Yar adalah penerjemah utama pasukan AS selama di negara tersebut. Butler mengatakan bahwa Ahmad Yar sudah seperti saudara laki-laki atau anak laki-laki baginya.

Butler mengenang pengalaman sebagai tentara di Afganistan, dimana dia mencatat komitmen militer untuk tidak meninggalkan siapa pun,- sesuatu yang dia katakan sekarang juga berlaku untuk istri Ahmad Yar. "Saya menjanjikan dukungan saya kepada istri dan anak-anaknya, dan mengatakan hanya karena Nasrat Ahmad Yar telah tiada, bukan berarti dukungan saya kepada kalian hilang. Saya tidak akan meninggalkan kalian," kata Butler setelah upacara tersebut.

Sahabatnya, Amini mengatakan bahwa Ahmad Yar telah bekerja untuk militer AS selama sekitar satu dekade sebagai penerjemah dan melakukan pekerjaan lain. Ahmad Yar melihat hal itu sebagai cara untuk membantu membuka jalan bagi generasi penerus di Afghanistan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.

Meskipun AS telah memiliki program Visa Imigran khusus bagi warga Afghanistan, terutama bagi mereka yang bekerja sama dengan pemerintah AS. Mereka ini berhak untuk datang ke Amerika sejak tahun 2009. Amini mengatakan bahwa Ahmad Yar awalnya, tidak ingin segera mengajukan permohonan, dan lebih memilih untuk tetap tinggal di Afghanistan, di mana ia merasa dibutuhkan.

"Saya memiliki orang-orang di sini yang harus saya dukung... Ketika saya merasa bahwa mereka tidak membutuhkan dukungan saya, maka saya bisa pergi ke Amerika," kata Amini mengingat perkataan Ahmad Yar. Kemudian, pada Agustus 2021, AS menarik diri dari Afghanistan dan Taliban mengambil alih.

Mohammad Ahmadi, sepupu Ahmad Yar, sudah berada di Amerika setelah sebelumnya ia juga ikut bekerja membantu militer AS. Keduanya berbicara melalui telepon tentang bagaimana cara mengeluarkan Ahmad Yar dan keluarganya dari Afghanistan. Ahmadi mengatakan ia khawatir tentara Taliban melihat sepupunya saat berjalan di jalanan Kabul.

Ia khawatir Taliban mengetahui kiprah Ahmad Yar yang pernah menjadi penerjemah untuk militer AS. "Dia berkata, 'Saya tidak ingin terbunuh di depan istri dan anak-anak saya,'" kata Ahmadi.

Ketika dia tidak bisa keluar dari bandara Kabul yang penuh sesak, Ahmad Yar pergi ke Afghanistan utara dengan harapan bisa masuk ke Uzbekistan. Ketika hal itu tidak berhasil, dia dan keluarganya pergi ke kota Mazar-e-Sharif di barat laut, di mana dia dan keluarganya bisa naik penerbangan ke Uni Emirat Arab dan akhirnya melakukan perjalanan ke Amerika.

 

 

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement