REPUBLIKA.CO.ID, BOROBUDUR -- Bank Indonesia menyebutkan sejauh ini sudah 26 juta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menerapkan pembayaran menggunakan QRIS (QR Code Indonesia Standard).
"Target untuk tahun ini 45 juta pengguna QRIS. Sekarang sudah tercapai 36 juta, di antaranya itu merchant (UMKM) sudah 26 juta yang pakai," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Prumanto Joewono di Magelang, Jawa Tengah.
Menurut dia, BI terus berupaya memperbanyak pelaku UMKM untuk menggunakan QRIS sebagai salah satu kampanye menggalakkan sistem pembayaran nontunai, khususnya UMKM di sektor pariwisata.
"Kan baru 26 juta UMKM (yang menggunakan QRIS, red.). UMKM di Indonesia lebih banyak dari itu. Tentunya, kami berharap semuanya gunakan QRIS," kata dia.
Doni menjelaskan, sistem pembayaran QRIS sangat mudah dan memudahkan, baik bagi masyarakat maupun pelaku UMKM. Karena dana yang ditransaksikan langsung masuk ke rekening.
"Untuk capaian transaksi. Dari 36 juta pengguna QRIS ini, target kami satu miliar (transaksi). Sekarang ini sudah ada 700-800 juta transaksi ya. Target kami transaksi satu miliar tercapai akhir Desember 2023," kata dia.
Selain di Indonesia, BI juga sudah bekerja sama dengan negara tetangga, yakni Thailand dan Malaysia dalam penggunaan QRIS, melalui QRIS Cross Border untuk memudahkan pembayaran bagi turis yang berkunjung.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra menyebutkan, saat ini sudah ada 2,3 juta pelaku UMKM yang di wilayah tersebut yang sudah menggunakan QRIS. "Sampai dengan saat ini, sudah mencapai 931 ribu pengguna baru dari perhitungan Mei lalu," kata Rahmat.
Untuk capaian transaksi QRIS di wilayah Jateng, kata dia, BI Jateng juga menargetkan total transaksi pada tahun ini sebanyak 70 juta kali dan sudah tercapai 38,3 juta kali transaksi.