REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sejumlah ibu di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten berjualan keliling untuk membangkitkan ekonomi keluarga dengan harapan mampu memenuhi kebutuhan hidup serta mengatasi kemiskinan.
Mereka antara lain adalah Kesih (57 tahun). Seorang pedagang sayuran di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Kamis (13/7/2023), itu mengatakan, ia sudah 30 tahun menjajakan dagangannya dari kampung ke kampung di wilayah Rangkasbitung.
"Kami jika tidak berjualan keliling tentu akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga," kata Kesih yang dalam sehari bisa berkeliling sejauh 10 kilometer itu.
Beruntung, kata dia, selama berjualan keliling selalu sehat hingga kini dapat terpenuhi ketersediaan pangan keluarga. Bahkan, saat pandemi Covid-19 tetap berjualan keliling dengan menggunakan masker.
"Kami harus bekerja keras, terlebih suami sudah meninggal. Tiga anak saya sudah berumah tangga dan dua belum menikah, hanya tamatan SD/SMP. Jadi masih jadi tanggungan," kata Kesih yang mengaku berjualan keliling dengan modal Rp 250 ribu dan bisa meraup keuntungan Rp 75 ribu.
Begitu juga Yayah (30 tahun). Warga Cileles Kabupaten Lebak juga menjadi penjual sayur keliling, namun ia memiliki jangkauan jualan lebih luas karena menggunakan sepeda motor.
Yayah mengaku setiap hari berangkat dari rumah di Kecamatan Cileles pukul 4.30 WIB dan tiba di Pasar Subuh Rangkasbitung pukul 6.00 WIB untuk belanja aneka sayuran dan kue-kue tradisional. Dengan modal sekitar Rp 400 ribu itu, kata Yayah, iabisa berjualan keliling di wilayahnya dan pulang ke rumah pukul 13.00 WIB dengan keuntungan bersih Rp 100 ribu per hari.
Hal sama dilakukan Santimah (45 tahun). Warga Citeras Kabupaten Lebak mengaku dirinya berjualan keliling itu untuk membantu pendapatan suaminya sebagai buruh bangunan. Dari usahanya ia meraih keuntungan Rp 100 ribu dengan modal Rp 500 ribu.
"Kami merasa bahagia dengan usaha keliling itu bisa menyekolahkan dua anaknya ke SLTA," kata Santimah sambil mengendarai roda dua.
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan pemerintah daerah mendorong kaum perempuan bisa membangkitkan ekonomi keluarga sekaligus mampu mengatasi kemiskinan.
"Kami mengapresiasi pedagang keliling itu menjadikan andalan ekonomi keluarga dan mampu mengatasi kemiskinan,"kata Iti.
Berdasarkan data di Kabupaten Lebak, sebanyak 58 ribu pelaku usaha micro kecil dan menengah (UMKM) dan sebagian besar kaum perempuan. Pemerintah daerah, lanjut dia, setiap tahun juga mengalokasikan anggaran untuk kaum perempuan dengan memberikan pelatihan kerajinan dan kewirausahaan.