REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pembuat konten populer di Twitter akhirnya mendapat pembayaran yang akan datang “dalam 72 jam ke depan”. Beberapa bulan yang lalu Elon Musk pernah mengumumkan bahwa beberapa pengguna Twitter akan memenuhi syarat untuk mendapatkan uang melalui iklan di platform.
Dilansir dari The Verge, Jumat (14/7/2023), program bagi hasil hanya tersedia untuk pengguna yang membayar langganan Twitter Blue dan didorong oleh iklan yang ditempatkan di balasan cuitan. Sejauh ini, jumlah pembayaran berkisar dari beberapa ribu dolar hingga 40 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 598,7 juta untuk akun dengan beberapa juta pengikut. Dalam sebuah utas, Twitter mengatakan akan memperluas kelayakan untuk lebih banyak pembuat konten akhir bulan ini.
Bagaimana pembayaran ditentukan atau berapa banyak pendapatan yang disimpan Twitter tidak segera jelas. Tetapi, akun harus memiliki setidaknya lima juta tayangan di tweet selama tiga bulan terakhir.
YouTuber Benny Johnson memposting bahwa dia memenuhi syarat untuk menghasilkan hampir 10 ribu dolar AS atau sekitar Rp 149,6 juta. Sementara itu, @Elon_alerts, sebuah akun yang membagikan aktivitas Musk di Twitter mengatakan bahwa pembayarannya berjumlah 2.200 dolar AS atau sekitar Rp 32,9 juta. Musk mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa pembayaran bersifat kumulatif sejak Februari, ketika program tersebut pertama kali diumumkan.
Pembayaran bagi hasil datang pada saat dominasi Twitter sebagai platform microblogging sedang terancam. Aplikasi peniru milik Meta, Threads, diluncurkan pekan lalu, dan 100 juta pengguna mendaftar dalam beberapa hari.
Beberapa hari sebelumnya, Musk mengumumkan bahwa dia membatasi jumlah cuitan yang dapat dibaca pengguna “untuk mengatasi tingkat ekstrem dari pencurian data dan manipulasi sistem”. Strategi yang menarik untuk perusahaan yang bergantung pada iklan agar bisnis terus beroperasi meski tidak banyak kemajuan. Di latar belakang semua ini, data Cloudflare menunjukkan bahwa lalu lintas Twitter telah berkurang sejak Januari.