Kamis 20 Jul 2023 21:45 WIB

BPS Ungkap Angka Penduduk Miskin di Jateng Turun, Ganjar: Jumlahnya Terus Ditekan

Secara presentase, jumlah ini mengalami penurunan menjadi 10,77 persen.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, meninjau pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) yang berada di Desa Kunir, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang.
Foto: Dok. HPJT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, meninjau pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) yang berada di Desa Kunir, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah menurun. Pada Maret 2023, jumlahnya sebanyak 3,79 juta orang atau turun 66,73 ribu orang dari September 2022.

Secara presentase, jumlah ini mengalami penurunan menjadi 10,77 persen atau turun 0,21 persen poin bila dibanding September 2022 yang mencapai 10,98 persen atau 3,86 juta orang. 

Baca Juga

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan, ini merupakan hasil dari upaya percepatan yang dilakukan dengan seluruh pihak.

"Kemarin dari BPS sudah menyampaikan data itu tapi kita jangan bersenang-senang dulu karena ini sampai akhir tahun belum selesai. Kami mencatat, dalam beberapa bulan terakhir kita menggenjot penurunan angka kemiskinan ekstrem, ada hasilnya," ujar Ganjar, di Puri Gedeh, Kota Semarang, Kamis (20/7/2023).

Adapun percepatan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah terus digenjot Ganjar setelah pandemi Covid-19 yang membuat perekonomian dunia melemah selama dua tahun berturut-turut.

Sejumlah program pun digencarkan Ganjar, seperti Kartu Jateng Sejahtera, Kartu Tani, Kartu Nelayan, SMKN Jateng, Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Jambanisasi, Listrik Gratis, Tuku Lemah Oleh Omah hingga sejumlah program penurunan stunting.

Terkait anggaran yang digunakan untuk intervensi kemiskinan ekstrem, perencanaan alokasi anggaran dan belanja daerah menggunakan APBD tahun anggaran 2023 senilai Rp 25,73 triliun dari pendapatan daerah. Untuk alokasi belanja daerah Jawa Tengah tahun 2023 yakni Rp 26,30 triliun. 

Dana tersebut difokuskan untuk mengurangi kemiskinan ekstrem dan dilakukan sejumlah upaya percepatan penurunan di kabupaten kota yang menjadi prioritas.

"Saya kira kawan-kawan di kabupaten kota lalu ada di desa, para perangkatnya dia bekerja betul begitu ya dan kemudian penurunan angka kemiskinan ekstremnya mulai terlihat dari surveinya BPS," kata Ganjar.

Ganjar melanjutkan, percepatan penurunan kemiskinan juga akan terus dilanjutkan hingga akhir tahun 2023. Pasalnya, pengentasan kemiskinan di daerah sejalan dengan program pemerintah pusat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement