Jumat 21 Jul 2023 19:30 WIB

Murid SD Maki Guru di Lima Puluh Kota, Bupati: Permintaan Maaf Guru Sebuah Kekeliruan

Bupati meminta pertanggungjawaban dari kepala dinas pendidikan dan kepsek.

Rep: Febrian Fachri / Red: Teguh Firmansyah
Fermini (tengah) meminta maaf karena mengunggah rekaman anak didiknya yang sedang membentak.
Foto:

Safaruddin berjanji akan memberikan sanksi bila ada pihak yang memberikan tekanan kepada guru Fermini. Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada publik dan para guru di tanah air atas peristiwa yang melukai hati para guru.

"Karena kita sangat tahu bahwa guru adalah orang tua kita setelah orang tua kandung di rumah. Para orang tua, saya mohonkan, beri kepercayaan mendidik kepada ibu dan bapak guru di sekolah. Bila anak dimarahi di sekolah, jangan serta merta dengan emosional membela sang anak dan menyerang sang guru," ucap Safaruddin.

Sebuah video viral beredar di sosial media yang berisi konten seorang siswa SD menggertak guru sambil mengeluarkan kata-kata kotor.

Informasi yang diterima Republika, peristiwa itu terjadi di Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat.

Dalam video tersebut, terlihat seorang murid laki-laki mendobrak pintu masuk kelas sambil menyebutkan kata-kata kotor. Kemudian terdengar suara seorang perempuan yang diduga guru menegur. "Ulang liak (coba kamu ulangi lagi)," kata perempuan tersebut.

Setelah itu, murid yang mendobrak pintu dan berkata-kata kotor tadi berjalan menuju arah perekam video dan kembali mendobrak pintu.

Melalui rekaman video yang diterima Republika, Selasa (18/7/2023) malam, teryata guru yang digertak dan diserang dengan kata-kata kotor oleh siswa itu bernama Fermini Wulansari.

Dalam video tersebut, Fermini menjelaskan kalau dirinya adalah guru di SDN 07 Parik Laweh, Kecamatan Akabuluru. Fermini justru meminta maaf karena telah merekam dan menyebarkan video aksi siswanya yang tidak terpuji tersebut.

"Saya mengklarifikasi video terkait sikap siswa yang beredar sejak kemarin. Saya meminta maaf atas kesalahan saya yang membuat video tersebut, kepada pihak-pihak yang telah dirugikan," kata Fermini.

Fermini menyebut harusnya peristiwa itu hanya jadi kesalahpahaman antara guru dan murid saja. Di mana dapat diselesaikan di internal sekolah dan secara kekeluargaan.

Fermini menyebut permintaan maaf yang ia sampaikan adalah dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement