Sabtu 22 Jul 2023 13:50 WIB

Bupati Lima Puluh Kota: Maafkan Kami Bu Guru

Video viral murid di SD Akabiluru memaki gurunya memancing kemarahan publik. 

Rep: Febrian Fachri / Red: Agus Yulianto
Sejumlah siswa bersalaman dengan guru saat hari pertama masuk sekolahdasar. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah siswa bersalaman dengan guru saat hari pertama masuk sekolahdasar. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LIMA PULUH KOTA -- Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Dt Bandaro Rajo, atas nama pribadi dan warganya, meminta maaf kepada segenap guru di seluruh Indonesia karena kejadian seorang murid di SDN 07 Parik Laweh, Kecamatan Akabiluru yang memaki dan menyerang gurunya sendiri. Kejadian ini diketahui pada Senin (17/7/2023) lalu.

"Maafkan kami, maafkan saya, Bu Guru," kata Safaruddin, Jumat (21/7/2023).

Baca Juga

Safaruddin kemudian menyinggung mengenai konsep Pendidik KH. M. Hasyim Asy’ari dalam Kitab Al Adab Al-‘Alim Wa Al-Muta’alim. Di mana dalam kitab tersebut menurut Safaruddin membuktikan bahwa Islam menghargai guru terlihat dari kedudukannya yang setingkat di bawah nabi dan rasul. Sebab, guru berkaitan dengan ilmu dan Islam yang sangat menghargai ilmu seperti dijelaskan dalam surat Al Mujadilah ayat 11 yang sering saya sampaikan di berbagai kesempatan.

"Dalam Hadis Rasulullah SAW diriwayatkan oleh Al Baihaqi juga ditegaskan tentang pentingnya ilmu yang diajarkan oleh guru yang berbunyi: Jadilah engkau orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu, dan janganlah engkau jadi orang kelima, maka engkau akan celaka," ujar Safaruddin.

Safaruddin mengakui, beredarnya video viral seorang murid di SD Akabiluru memaki gurunya telah memancing kemarahan publik. Kemarin lanjut Safaruddin, pihaknya telah memanggil kepala dinas pendidikan, kepala sekolah serta pemerintah nagari untuk menyelesaikan persoalan ini. Ia juga meminta orang-orang yang terlibat ketika guru bernama  Fermini Wulansari yang dimaki siswanya justru meminta maaf dan memberikan klarifikasi melalui video.

Menurut Safaruddin, merupakan kekeliruan ketika seorang guru yang dilecehkan siswanya justru meminta maaf. "Sekali waktu, jangan pernah melukai dan menyakiti hati guru-guru kita. Bila hati guru luka, lenyap segala ilmu," kata Safaruddin.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement