Senin 24 Jul 2023 03:43 WIB

Wakil BKSAP Puji Pelaksanaan Pemilu di Kamboja

Wakil BKSAP nilai pelaksanaan pemilu di Kamboja berjalan lancar dan damai.

Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Putu Supadma Rudana.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Putu Supadma Rudana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana menyaksikan langsung pemilu partai politik di Kamboja. Menurutnya, proses pesta demokrasi di Kamboja berjalan dengan lancar, damai dan penuh kegembiraan. 

"Sebagai observer dari BKSAP Indonesia, saya melihat pemilu di Phnom Penh, Kamboja hari ini sangat menarik. Pemilu mereka berjalan damai, sukacita dan penuh riang gembira, sehingga perlu dijadikan contoh pesta demokrasi Kamboja bagi negara di dunia, khususnya Indonesia yang mau memasuki Pemilu 2024," kata Putu melalui keterangannya pada Ahad (23/7).

Baca Juga

Memang, Putu menyebut penduduk Kamboja yang akan menjadi pemilih dalam Pemilu yang diselenggarakan pada Minggu, 23 Juli 2023, itu sebanyak 9,7 juta orang. Namun, kata dia, proses kampanye di Kamboja sangat memaknai pesta demokrasi yakni bergembira tanpa ada saling menghujat.

"Pemilu itu maknanya pesta demokrasi, jadi semua gembira tidak saling menghujat, tidak saling gontok-gontokan maupun saling fitnah. Meski banyak partai politik yang ikut berkontestasi, sekitar 18 partai untuk merebut 125 kursi parlemen," jelas Legislator asal Bali.

Oleh karenanya, Putu mengatakan negara dunia khususnya Indonesia yang merupakan Negara Asia agar mencontoh proses pemilu yang dilakukan Kamboja. Menurutnya, pemilu di Kamboja berjalan sangat demokratis.

"Kamboja ini termasuk negara yang tergolong muda, tapi mampu melaksanakan pesta demokrasi secara demokratis sesuai dengan kearifan lokalnya, damai dan penuh gembira. Jadi jangan melihat besar atau kecil jumlah penduduknya," ujarnya.

Pada Pemilu 2018, kata Putu, ada 17 partai yang mencalonkan diri tapi sebagian besar tidak punya kekuatan sumber daya untuk melawan partai yang berkuasa meraih 125 kursi majelis, yakni Partai Kamboja (CPP) dengan pimpinan Perdana Menteri Hun Sen.

Menurut dia, Hun Sen memimpin Kamboja di usia 70 tahun itu telah mencapai status berpenghasilan menengah ke bawah, dengan peningkatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. 

"Sektor manufaktur tekstilnya, terutama untuk merek-merek terkenal Barat, berkembang pesat, menciptakan lapangan kerja vital. Sementara ekonomi tumbuh rata-rata 7,7 persen antara tahun 1998 dan 2019," ungkapnya.

Kini, lanjut Putu, putra dari Perdana Menteri Hun Sen digadang-gadang akan menggantikan posisinya untuk Pemilu 2023 yakni Hun Manet. Kata Putu, Han Manet usianya masih 45 tahun merupakan lulusan akademi militer West Point di Amerika Serikat dan sering bertemu pemimpin dunia, wakil pemimpin dan menteri luar negeri dari negara lain.

"Di umur 45 tahun, Hun Manet saat ini Jendral berbintang empat di Kamboja. Ini merupakan prestasi yang luar biasa. Lalu, Hun Manet juga mempunyai pendidikan tinggi dengan gelar master dari Universitas New York dan gelar doktor dari Universitas Bristol Inggris. Keduanya di bidang ekonomi. Dia melewati pendidikan ayahnya dan bahkan di usia muda sudah sering bertemu pemimpin dunia, wakil pemimpun dan menteri luar negeri dari negara lain," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement