Senin 24 Jul 2023 11:02 WIB

Pemkot Cimahi Tanggung Biaya Pengobatan Pasien Keracunan Massal

Dinkes Cimahi sudah menetapkan keracunan makanan kegiatan reses sebagai KLB.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Agus raharjo
RidwanPetugas kesehatan Puskesmas Padasuka, Kota Cimahi tengah memeriksa pasien keracunan massal yang diduga berasal dari konsumsi makanan saat acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, Senin (24/7/2023).
Foto: Republika/M Fauzi
RidwanPetugas kesehatan Puskesmas Padasuka, Kota Cimahi tengah memeriksa pasien keracunan massal yang diduga berasal dari konsumsi makanan saat acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, Senin (24/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi akan menanggung seluruh biaya pengobatan pasien yang mengalami keracunan massal akibat diduga mengkonsumsi nasi boks pada acara reses anggota DPRD di Kelurahan Padasuka, Sabtu (22/7/2023). Biaya tersebut berasal dari APBD Kota Cimahi.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Cimahi Dwihadi Isnalini mengatakan biaya pengobatan para pasien keracunan massal akan ditanggung oleh pemerintah Kota Cimahi. Sebab peristiwa keracunan ditetapkan sebagai kasus kejadian luar biasa (KLB).

Baca Juga

"Untuk pembiayaan sedang dipersiapkan, ini kejadian luar biasa sehingga dipersiapkan pembiayaan ditanggung Pemkot Cimahi," ujar dia saat ditemui di Pemkot Cimahi, Senin (24/7/2023).

Ia mengatakan total undangan yang hadir dalam acara reses anggota DPRD tersebut mencapai 350 orang. Namun, mereka yang mengeluhkan sakit mual, diare dan perut melilit sebanyak 268 orang.

Dwi mengatakan Senin (24/7/2023) pagi pasien keracunan massal di Rumah Sakit Cibabat dan Mitra penuh. Oleh karena itu, pasien yang dirujuk dari puskesmas diarahkan ke Rumah Sakit Dustira sehingga membeludak.

"Dari data yang kami himpun mereka paling banyak Kelurahan Padasuka, kemudian ada Kelurahan Setiamanah dan Kelurahan Cimahi," kata dia.

Ia mengatakan tidak terdapat warga yang meninggal dunia akibat keracunan. Mereka yang bergejala diarahkan untuk diperiksa di pusskesmas setempat.

"Alhamdulillah tidak ada meninggal, semua ditangani. Warga yang bergejala puskesmas sekitar siap menerima dan melayani mereka," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement