REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani mengingatkan masyarakat untuk tidak membakar sampah imbas tutupnya TPA Piyungan. Menurutnya perilaku membakar sampah justru hanya akan membuat kondisi alam semakin parah.
"Jangan membakar sampah, karena kalau sampah itu dibakar panjenengan akan membuat banyak gas rumah kaca," kata Epiphana kepada wartawan, Selasa (26/7/2023).
Menurutnya sampah organik yang dibakar bersamaan dengan sampah anorganik akan menyebabkan pembakaran sampah menjadi tidak sempurna. Ia menuturkan gas rumah kaca akan membuat suhu di bumi semakin panas.
"Kalau terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer nanti bumi akan panas. Kalau bumi panas es di kutub akan mencair. Mungkin sekarang gejala-gejala itu sudah muncul banyak tempat di kutub yang sekarang esnya sudah mencair sehingga menimbulkan kenaikan permukaan air laut. Ini hati-hati," ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa plastik yang ada di Indonesia dibuat dengan bahan yang tidak ramah lingkungan. Sampah plastik yang dibakar menurutnya justru memunculkan gas dioxin yang berbahaya bagi tubuh.
"Ayolah kita gunakan momen ini untuk kita berubah. Karena kan kita harus menjaga bumi ini dengan baik. Nanti kalau bumi penuh dengan sampah nanti generasi yang akan datang apakah bisa menikmati lingkungan yang kita nikmati sekarang? Kalau sampai tidak kasihan," ucapnya.
Ia berharap masyarakat aktif dalam memilah sampah. Sebagaimana Surat Edaran Bupati, masyarakat diminta untuk menimbun sampah organik di jugangan, untuk pakan ternak, dibuat kompos, serta dibuat ecoenzym.
"Sampah anorganik dapat dibawa ke lembaga pengelolaan sampah seperti TPS3R, Bank Sampah, atau pelapak sampah," bunyi surat edaran tersebut.