Ahad 30 Jul 2023 23:45 WIB

AS Tegaskan Dukungan untuk Presiden Niger yang Digulingkan

Blinken memuji peran Bazoum dalam memajukan keamanan di Niger dan Afrika barat

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken sudah berbicara dengan Presiden Niger Mohamed Bazoum untuk menegaskan kembali dukungan Washington kepadanya
Foto: Boureima Hama/Pool Photo via AP/File
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken sudah berbicara dengan Presiden Niger Mohamed Bazoum untuk menegaskan kembali dukungan Washington kepadanya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken sudah berbicara dengan Presiden Niger Mohamed Bazoum untuk menegaskan kembali dukungan Washington kepadanya dan menekankan pentingnya keberlanjutan kepemimpinan Bazoum setelah kudeta di negara itu.

Menurut Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, Blinken memuji peran Bazoum dalam memajukan keamanan yang tidak hanya Niger tetapi juga kawasan Afrika Barat.

Baca Juga

"Blinken menegaskan bahwa Amerika Serikat akan terus berusaha memastikan pemulihan secara penuh tatanan konstitusional dan pemerintahan demokratis di Niger," kata Miller mengenai pembicaraan telepon antara Blinken dan Bazoum yang terjadi Jumat pekan ini.

Dalam panggilan telepon terpisah dengan mantan Presiden Niger Mahamadou Issoufou, Blinken mengungkapkan keprihatinan bahwa Bazoum yang telah terpilih secara demokratis masih ditahan, sementara negosiasi yang berlangsung untuk memastikan tatanan konstitusional di Niger menemui jalan buntu.

"Menteri (Blinken) prihatin bahwa mereka yang menahan Bazoum mengancam keberlangsungan kerja sama yang sukses selama bertahun-tahun dan bantuan ratusan juta dolar untuk mendukung rakyat Niger," demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

Blinken meminta Issoufou melanjutkan upaya menyelesaikan masalah itu demi mendukung pemerintahan sipil yang dipilih secara demokratis.

Awal pekan ini, tentara Niger yang menamakan diri Dewan Nasional untuk Perlindungan Negara (CNSP) mengumumkan kudeta melalui televisi, tidak lama setelah menahan Bazoum di kediamannya.

Mereka menyebut situasi keamanan yang memburuk dan pemerintahan yang buruk sebagai alasan melancarkan kudeta.

Bazoum terpilih pada 2021 dalam transisi kekuasaan demokratis pertama Niger sejak memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada 1960.

AS menahan diri untuk menyebut peristiwa itu sebagai kudeta, sebagian karena pembatasan dalam hukum Amerika yang akan memicu penghentian semua bantuan luar negeri AS.

AS menempatkan lebih dari 1.000 tentara di Niger, dan mengoperasikan pangkalan drone di dekat Agadez.

Washington telah bekerja sama dengan otoritas Niger untuk operasi penanggulangan terorisme di wilayah tersebut.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement