Rabu 02 Aug 2023 16:08 WIB

Gus Yahya: Alquran tak Ada Salahnya, Kok Dibakar? Masalahnya Apa?

Alquran merupakan kitab suci kebanggaan umat Islam.

PBB sepakati resolusi yang mengutuk peristiwa pembakaran Alquran di Swedia.
Foto: EPA-EFE/SHAHZAIB AKBER
PBB sepakati resolusi yang mengutuk peristiwa pembakaran Alquran di Swedia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf yang dikenal sebagai Gus Yahya mengajak seluruh umat Islam untuk merefleksi diri dan bermuhasabah terkait kasus pembakaran Al-Qur'an yang belum lama terjadi di Eropa.

Gus Yahya mengatakan umat Islam harus memahami seperti apa Islam hadir di tengah masyarakat dunia pada saat ini. "Bagaimana persepsi masyarakat dunia terhadap Islam selama ini?" kata Gus Yahya saat ditemui di Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Baca Juga

Gus Yahya mengatakan umat Islam harus berpikir tentang bagaimana Islam harus difungsikan secara konstruktif untuk ikut serta membangun peradaban yang lebih baik bagi semua orang. 

Dia mengajak para pemimpin agama, khususnya Islam, untuk menelaah kembali apa permasalahan dari umat Islam itu sendiri.

"Karena kalau ada orang membakar mushaf Alquran, berarti pasti ada masalah, kan mushaf Alquran gak ada salahnya, kok dibakar? masalahnya apa?," tuturnya.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengirim pesan bersama guna mengecam keras pembakaran Alquran di beberapa negara Eropa.

Dalam pertemuan luar biasa para menlu anggota OKI yang berlangsung pada Senin (31/7), Retno menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa mentoleransi pembiaran atas penistaan kitab suci Alquran yang dihormati oleh miliaran umat Muslim di dunia.

“Melalui pertemuan OKI itu kita menegaskan kembali posisi Indonesia bahwa kebebasan berpendapat tidak boleh mencederai mereka yang memiliki kedekatan dan penghormatan terhadap kitab-kitab suci yang sakral sifatnya,” kata Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement