REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perumda Pasar Jaya memastikan segera melakukan revitalisasi Blok VI Pasar Senen, Jakarta Pusat, setelah mangkrak selama lima tahun. Hal itu menanggapi demonstrasi para pedagang Pasar Senen di depan Balai Kota DKI, Rabu (2/8/2023), yang menuntut segera dilakukan revitalisasi.
"Insya Allah akhir Februari (2024) sudah mulai dilakukan pembangunan," kata Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Jaya Agus Himawan di Jakarta, Rabu (2/8/2023).
Agus mengatakan, pihaknya mendapatkan perintah dari Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk segera merampungkan revitalisasi Blok VI Pasar Senen yang telah mangkrak bertahun-tahun. Menurut dia, sebelum pembangunan dimulai, pihaknya perlu menyelesaikan masalah hukum terlebih dulu.
Jika hal itu bisa ditangani maka pembangunan pasar yang terbakar itu bisa dimulai awal 2024. "Mengingat ini ada masalah hukum dengan mitra yang lama, kita sudah berkoordinasi dan mediasi difasilitasi oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat," ujar Agus.
Saat disinggung mengenai alasan pembangunan revitalisasi Blok VI Pasar Senen bisa mangkrak, Agus mengakui, hal itu dipicu persoalan finansial. Kondisi itu juga sejalan dengan pandemi Covid-19 yang terjadi dalam tiga tahun terakhir ini.
"Ya karena memang pandemi. Mitra itu beberapa juga karena kondisi keuangan. (Urusan dengan mitra) tinggal perhitungan," kata Agus. Dia menambahkan, mengenai nasib para pedagang di tempat penampungan sementara (TPS), saat ini sudah diberi tambahan fasilitas. Terutama terkait ketersediaan tempat parkir.
"Kita juga sudah memfasilitasi keinginan dari para pedagang terkait masalah parkir sementara dan tentunya memperbaiki merenovaai TPS-TPS yang sudah mengalami kerusakan," tutur Agus.
Diketahui, sejumlah pedagang Pasar Senen Blok VI, Jakarta Pusat melakukan aksi demonstrasi di Balai Kota di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu. Mereka menuntut agar Pemprov DKI Jakarta segera merealisasi revitalisasi Blok VI Pasar Senen.
"Kita mau minta kepada Pj (Penjabat) Gubernur DKI Jakarta agar pasar kita dibangun (direvitalisasi), soalnya kita sudah lima tahun di penampungan," kata koordinator pendemo Reinhard Panjaitan kepada wartawan di Balai Kota DKI.
Para pedagang mengaku dipindahkan ke tempat penampungan sementara (TPS) karena akan dilakukan pembangunan pasar yang dijanjikan rampung pada semester dua 2022. Sayangnya, ketika Anies sudah meletakkan jabatannya dan digantikan Pj Heru Budi Hartono, revitalisasi tak juga terwujud.
Padahal, menurut Reinhard, sejak dipindahkan ke penampungan, para pedagang mengalami kelesuan dalam kegiatan jual beli lantaran minimnya fasilitas di tempat tersebut. Di antaranya tidak tersedianya kantong parkir yang membuat calon pembeli enggan berbelanja di lokasi itu.
"Kalau penurunan omzet lebih dari 50 persen. Sekarang bagaimana pelanggan mau datang, parkirnya enggak ada. Kalau parkir di depan, terus belanja, kena razia motor dan mobilnya. Sudah enggak martabat kami para pedagang," ungkap Reinhard.