Kamis 03 Aug 2023 13:04 WIB

Presiden Brasil: Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky Belum Siap Berdamai

Pembicaraan damai Ukraina-Rusia akan digelar di Arab Saudi akhir pekan ini.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan, negaranya terlibat aktif dalam mengupayakan perdamaian di Ukraina.
Foto: EPA-EFE/MASSIMO PERCOSSI
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan, negaranya terlibat aktif dalam mengupayakan perdamaian di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA – Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan, negaranya terlibat aktif dalam mengupayakan perdamaian di Ukraina. Namun, dia menilai, pemimpin Rusia dan Ukraina sama-sama belum bersedia untuk berdamai.

“Baik (Presiden Vladimir) Putin maupun (Presiden Volodymyr) Zelensky belum siap (berdamai),” kata Lula da Silva kepada koresponden asing dalam konferensi pers, Rabu (2/8/2023).

Baca Juga

Dia menambahkan, proposal perdamaian yang diupayakan Brasil dan negara-negara lainnya akan siap ketika Rusia serta Ukraina bersedia bernegosiasi. “Peran Brasil adalah mencoba mencapai proposal perdamaian bersama dengan (negara) yang lain ketika kedua negara (Rusia-Ukraina) menginginkannya,” ujarnya.

Lula da Silva secara terbuka mengkritik Dewan Keamanan PBB karena tak mampu meredam dan menghentikan konflik di Ukraina. “Dewan Keamanan PBB tidak bekerja. Amerika Serikat (AS) menginvasi Irak, Prancis, dan Inggris menginvasi Libya, sekarang Rusia. Dan setiap orang memiliki hak veto,” katanya.

Lula da Silva telah mencoba membentuk kelompok negara netral untuk menjalankan pembicaraan damai Rusia-Ukraina. Dia telah dikritik karena mengatakan bahwa Ukraina dan Rusia sama-sama bertanggung jawab atas perang yang hingga kini masih berlangsung.

Pada Rabu lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap pertemuan puncak untuk membahas perdamaian di negaranya dapat berlangsung musim gugur tahun ini, yakni antara September hingga November. Sementara pertemuan yang diagendakan digelar di Jeddah, Arab Saudi, pada 5-6 Agustus 2023 akan menjadi batu loncatan untuk tujuan tersebut. "Kami sedang bekerja untuk mewujudkannya (pertemuan puncak) musim gugur ini," ujar Zelensky dalam pidatonya kepada para diplomat Ukraina.

Dia mengatakan, musim gugur memang akan segera tiba. “Namun, masih ada waktu untuk mempersiapkan pertemuan puncak dan melibatkan sebagian besar negara di dunia,” katanya.

Belum ada tempat yang disepakati untuk pertemuan puncak tersebut. Menurut beberapa pejabat Ukraina dan Barat, Rusia nantinya akan turut dilibatkan dalam pertemuan itu.

Dalam pidatonya pada Rabu lalu, Zelensky pun sempat menyinggung tentang pertemuan yang akan digelar di Jeddah untuk membahas perdamaian Ukraina. Dia mengungkapkan, hampir 40 negara akan mengirimkan perwakilannya dalam pertemuan tersebut. Amerika Serikat (AS) telah mengonfirmasi bakal mengutus pejabat ke pertemuan di Jeddah.

“Saya dapat mengonfirmasi akan ada pejabat Pemerintah AS (dalam pertemuan tentang Ukraina di Arab Saudi). Namun, saya belum bisa mengumumkan siapa pejabat yang akan datang,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, Senin (31/7/2023).

Pada Sabtu (29/7/2023) pekan lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa Arab Saudi akan mengundang negara-negara Barat, Ukraina, dan negara-negara berkembang utama untuk menghadiri konferensi guna membahas tentang situasi terkait konflik Rusia-Ukraina. Rencana perdamaian Ukraina disebut bakal turut didiskusikan.

Menurut Wall Street Journal, pertemuan itu akan digelar di Jeddah pada 5-6 Agustus 2023. Pada Ahad (30/7/2023) lalu, Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengonfirmasi laporan Wall Street Journal. Dia mengatakan Arab Saudi memang akan menjadi tuan rumah pembicaraan tentang situasi di Ukraina.

"Kami sedang mempersiapkan pertemuan penasihat keamanan nasional berikutnya mengenai implementasi Formula Perdamaian Ukraina, yang akan segera berlangsung di Arab Saudi," kata Yermak lewat akun X (Twitter) resminya.

Dia mengatakan pertemuan di Saudi akan mirip dengan pembicaraan yang berlangsung di Kopenhagen pada Juni lalu. “Kami sekarang bekerja keras untuk melibatkan sebanyak mungkin mitra baik dari Barat maupun Global Selatan dalam negosiasi di Arab Saudi. Terima kasih banyak kepada tuan rumah dan rekan penyelenggara atas komitmen mereka,” ujarnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement