Kamis 03 Aug 2023 14:11 WIB

Muslim Swedia dan Kekhawatiran Islamofobia

Insiden pembakaran Alquran membuat komunitas Muslim semakin merasa tidak aman.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Polisi turun tangan di tempat kejadian di mana seorang pria membakar Alquran di luar masjid di Stockholm, Swedia, 28 Juni 2023.
Foto: EPA-EFE/STEFAN JERREVANG
Polisi turun tangan di tempat kejadian di mana seorang pria membakar Alquran di luar masjid di Stockholm, Swedia, 28 Juni 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak awal 2023, Swedia telah menyita perhatian banyak pihak dengan aksi pembakaran Alquran. Hal ini dimulai dengan tindakan seorang politikus sayap kanan Erasmus Paludan pada Januari.

Pembakaran Alquran berulang Juni lalu oleh Salwan Momika, seorang imigran asal Irak. Berdasarkan data dari Findeasy, jumlah populasi Swedia pada 2022 adalah 10.549.347 orang. Angka ini diperkirakan akan bertambah pada 2023 menjadi 10,6 juta.

Baca Juga

Dari angka tersebut, jumlah warga yang memeluk agama Islam disebut menjadi terbanyak kedua atau dua persen dari populasi. Adapun di posisi pertama merupakan Kristen dengan 64 persen populasi. Sementara untuk Budha, Hindu dan Yahudi, jumlahnya kurang dari satu persen.

Dilansir dari dokumen resmi negara Swedia, berjudul Sweden 2022 International Religious Freedom Report, 8,1 persen populasi Muslim tinggal di daerah perkotaan Malmö, Stockholm, dan Gothenburg. Data ini didapat dari perkiraan Pew Research Center 2016.

Seperti negara Eropa lainnya, Muslim yang ada di Swedia mayoritas merupakan imigran dari negara lain. Pew Research Center menyebut setidaknya ada tiga skenario yang menjadi pemicu naiknya populasi Muslim di Eropa.

Skenario pertama adalah Skenario Zero. Skenario ini memperkirakan jumlah Muslim di Eropa meningkat 4,9 persen hingga 7,4 persen, atau mencapai sekitar 36 juta pada 2050, jika migrasi ke Eropa dihentikan.

Selanjutnya adalah Skenario Moderat yang mengansumsikan arus pengungsi telah berhenti. Namun, kaum imigran tetap berdatangan selain karena melarikan diri dari perang, juga terjadi ketidakstabilan di negaranya.

Kondisi ini disebut...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement