REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pihak berwenang Saudi mendesak peziarah Umrah untuk tidak tidur di Masjidil Haram, situs paling suci Islam di Makkah. Larangan ini bertujuan mencegah kepadatan di tempat itu karena semakin banyak Muslim menuju ke kerajaan untuk melakukan ibadah umroh.
Dilansir dari Gulf News, Ahad (6/8/2023), Kementerian Haji dan Umrah telah memberi tahu para peziarah umrah dan pengunjung ke lokasi untuk menghindari berbaring dan tidur di masjid, rumah bagi Ka'bah Suci. Kementerian menegaskan m bahwa praktik tersebut melanggar peraturan di situs suci.
"Tamu Allah, kami harap Anda akan menghindari tidur atau berbaring, terutama di koridor, tempat sholat, jalur gerobak darurat atau yang ditujukan untuk penyandang cacat fisik," kata menteri dalam sebuah posting di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Pelayanan sebelumnya telah mendesak para jamaah untuk menghindari berdesak-desakan dan berkerumun di Masjidil Haram. Umat beriman juga didesak untuk memprioritaskan perempuan dan orang tua di lokasi tersebut.
Kementerian telah menekankan perlunya mematuhi ketertiban, mengatur jalur dan bekerja sama dengan penjaga keamanan. Jutaan Muslim dari seluruh dunia setiap tahun berduyun-duyun ke Masjidil Haram untuk melakukan umrah dan berdoa.
Arab Saudi mengharapkan sekitar 10 juta Muslim dari luar negeri dapat melakukan umrah selama musim ini. Umrah telah dibuka sejak beberapa minggu yang lalu, tepatnya sejak tahun baru Hijriah.
Musim umroh dimulai setelah berakhirnya musim ziarah haji, di mana pada tahun ini dihadiri oleh sekitar 1,8 juta jamaah dari seluruh dunia. Ini merupakan pertama kalinya dalam tiga tahun setelah pembatasan terkait pandemi dicabut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Arab Saudi telah meluncurkan sejumlah fasilitas bagi Muslim luar negeri untuk datang ke negara itu untuk melakukan Umrah.
Mereka yang memiliki berbagai jenis visa masuk seperti visa pribadi, kunjungan dan wisata diperbolehkan untuk melakukan umrah dan mengunjungi Al Rawda Al Sharifa, di mana makam Nabi Muhammad (Saw) berada di Masjid Nabawi di Madinah setelah memesan e-appointment.
Otoritas Saudi telah memperpanjang visa Umrah dari 30 hari menjadi 90 hari dan mengizinkan pemegangnya untuk memasuki kerajaan melalui semua outlet darat, udara dan laut dan berangkat dari bandara mana pun.