Selasa 08 Aug 2023 03:21 WIB

Ibas Ajak Anggota AIPA Pererat Kerjasama

Anggota AIPA juga diajak menjaga hubungan yang dekat.

Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua DPR yang juga ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) President Puan Maharani (kanan) dan Sekjen ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) Siti Rozaimeriyanty Dato Haji Abdul Rahman (kiri) membuka Sidang Umum Ke-44 ASEAN Interparlementary Assembly (AIPA) di Jakarta, Senin (7/8/2023). Sidang Umum ke-44 AIPA dihadiri ketua parlemen dari sembilan negara ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam serta dihadiri 18 negara peninjau,  AIPA akan mengangkat kembali isu Lima Poin Kesepakatan ASEAN (Five-point Consensus ASEAN) untuk mengakhiri konflik di Myanmar, diselenggarakan pada tanggal 7 - 11 Agustus di Jakarta.
Foto: Antara/G
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua DPR yang juga ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) President Puan Maharani (kanan) dan Sekjen ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) Siti Rozaimeriyanty Dato Haji Abdul Rahman (kiri) membuka Sidang Umum Ke-44 ASEAN Interparlementary Assembly (AIPA) di Jakarta, Senin (7/8/2023). Sidang Umum ke-44 AIPA dihadiri ketua parlemen dari sembilan negara ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam serta dihadiri 18 negara peninjau, AIPA akan mengangkat kembali isu Lima Poin Kesepakatan ASEAN (Five-point Consensus ASEAN) untuk mengakhiri konflik di Myanmar, diselenggarakan pada tanggal 7 - 11 Agustus di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Ri, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengajak seluruh anggota Parlemen ASEAN untuk bersama memperjuangkan sikap saling memahami dan kerja sama. Ibas juga mengajak untuk menjaga hubungan yang dekat antara Anggota Parlemen negara-negara ASEAN.

“Melalui kerja sama yang erat, baik dalam bentuk government-to-government maupun people-to-people ini, tentunya kita akan mampu untuk merespons berbagai permasalahan dan tantangan di tingkat regional ASEAN maupun di tingkat global dengan baik,” kata Ibas.

Baca Juga

Menurutnya, ada empat isu prioritas utama yang perlu diselesaikan dalam Sidang Umum ke-44 AIPA. Pertama, Kita harus meningkatkan usaha, membuka diskusi dan merumuskan persetujuan untuk mempertahankan stabilitas, keamanan dan perdamaian di tingkat regional ASEAN. Kedua, isu yang harus diselesaikan adalah percepatan transisi ekonomi hijau yang tumbuh dengan pesat sembari menjaga jejak karbon (carbon footprint) yang rendah.

Isu ketiga dalam AIPA, kata Ibas, pentingnya penguatan keterlibatan kawula muda dalam mendorong pembangunan yang inklusif, mempercepat transformasi ekonomi dan meningkatkan partisipasi demokratis.

“Isu keempat adalah pentingnya peningkatan ketahanan ASEAN dalam menghadapi goncangan sosial (social resilience) melalui kepemimpinan dan parlementer yang peka terhadap permasalahan ketimpangan gender,” jelasnya

Dalam hal stabilitas kawasan, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI ini juga berpendapat bahwa stabilitas geopolitik merupakan kunci dari kerjasama regional yang efektif yang perlu menjadi fondasi dalam diplomasi regional dan global. “Oleh karenanya, negara-negara Anggota ASEAN harus bekerjasama. Saling bahu-membahu demi mempercepat resolusi berbagai sengketa yang terjadi di kawasan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Desk Kerjasama Regional Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) yang juga wakil ketua BKSAP DPR RI, Putu Supadma Rudana mengatakan bahwa AIPA harus menjadi satu penarik dari berbagai kekuatan global.

"AIPA harus mempunyai ASEAN Parlemen untuk memperkuat kepentingan ASEAN secara parlementer. Hal ini harus segera terealisasi agar terciptanya hubungan yang erat dan solid. ASEAN yang dulunya tidak dilirik sekarang menjadi daya tarik karena meningkatnya persaingan antara kekuatan besar. Dengan segala kepentingan dan potensinya, mari kita kawal bersama ASEAN unity dan centrality," ucapnya.

Menurut legislator asal Bali ini, ASEAN memerlukan dukungan dari Parlemen negara observer dalam menciptakan Kawasan Asia Tenggara yang damai, stabil, adil dan sejahtera.

"Hubungan persahabatan antara ASEAN dan negara Observer diharapkan dapat membuka kesempatan untuk memperluas kerja sama untuk memajukan solidaritas, saling pengertian, dan kerja sama antarnegara anggota. Selain itu diperlukan kerjasama untuk melakukan penukaran dan penyebaran informasi serta koordinasi, interaksi, dan konsultasi dalam rangka memberikan kontribusi parlemen terhadap integrasi ASEAN," Pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement