Selasa 08 Aug 2023 21:16 WIB

Netanyahu Ngebet Ajak Normalisasi Arab Saudi tanpa Palestina, Mungkinkah?

Normalisasi Arab Saudi dan Israel masih temui sejumlah hambatan.

Rep: Mabruroh, Rizky Jaramaya/ Red: Nashih Nashrullah
Hubungan Israel-Arab Saudi. Normalisasi Arab Saudi dan Israel masih temui sejumlah hambatan
Foto: republika
Hubungan Israel-Arab Saudi. Normalisasi Arab Saudi dan Israel masih temui sejumlah hambatan

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM –  Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu semakin ngebet untuk meminang hubungan dengan Arab Saudi, apalagi di bawah kepemimpinan Raja Salman dan putra mahkotanya yang semakin maju dengan visi 2030. 

Meskipun Arab Saudi masih juga terus membantah dan bahwa Kemerdekaan Palestina tetap menjadi poin utama.

Baca Juga

Dilansir dari Middle East Monitor pada Selasa (8/8/2023), Netanyahu mengklaim bahwa dirinya telah mencapai kesepakatan normalisasi dengan pemerintah Arab Saudi. 

Netanyahu bahkan menegaskan bahwa kesepakatan itu sama sekali tidak mensyaratkan pembentukan Negara Palestina.

“Netanyahu mengatakan kemarin bahwa mencapai kesepakatan normalisasi dengan Arab Saudi tidak tergantung pada pembentukan negara Palestina,” kata penyiar publik Israel, Kan, melaporkan.

Sementara itu, Bloomberg melaporkan Netanyahu mengatakan bahwa Israel dan Arab Saudi akan memperdalam hubungan ekonomi dan bisnis bahkan jika mereka tidak saling mengakui secara resmi.

Netanyahu mengatakan, dia yakin dapat mencapai kesepakatan dengan Saudi di mana negara-negara tersebut memiliki hubungan diplomatik resmi.

Tanpa satu, keduanya masih bisa membangun "koridor ekonomi" yang membentang dari Jazirah Arab hingga Eropa yang meliputi energi, transportasi, dan teknologi komunikasi, jelasnya.

Baca juga: Ketika Berada di Bumi, Apakah Hawa Sudah Berhijab? Ini Penjelasan Pakar

 

Pada saat yang sama, Netanyahu menyiratkan bahwa Saudi sangat prihatin tentang apa yang didapat Palestina dari kesepakatan potensial.

"Saya pikir masalah Palestina dibawa masuk sepanjang waktu, dan ini semacam kotak centang. Anda harus mencentangnya untuk mengatakan bahwa Anda melakukannya," katanya, mencatat bahwa percakapan tentang Palestina terjadi dalam pertemuan tertutup, jauh lebih sedikit dari yang Anda pikirkan."

Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengutus penasihat keamanan nasionalnya ke Arab Saudi untuk membahas kemungkinan kesepakatan normalisasi dengan Israel. Normalisasi ini merupakan prioritas kebijakan pemerintahan Biden. Dua negara Teluk yaitu Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain telah menormalkan hubungan dengan Israel pada 2020 yang ditengahi oleh Amerika Serikat. 

Baca juga: Alquran Bukan Kalam Allah SWT Menurut Panji Gumilang, Ini Bantahan Tegas Prof Quraish

Namun Arab Saudi selalu menegaskan bahwa mereka tidak akan menormalkan hubungan dengan Israel kecuali tuntutan Palestina untuk membetuk negara yang merdeka dipenuhi terlebih dahulu.

Seorang anggota parlemen terkemuka Israel pada Ahad (30/7/2023) mengatakan, normalisasi hubungan dengan Arab Saudi tidak akan terwujud dalam waktu dekat. Kepala Komite Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, Yuli Edelstein mengatakan, negosiasi antara Riyadh dan Amerika Serikat (AS) sebagai mediator masih berlangsung dan belum ada hasil yang signifikan.

“Saya pikir masih terlalu dini untuk berbicara tentang kesepakatan yang sedang dikerjakan,” ujar Edelstein kepada Radio Angkatan Darat Israel.

 

 

Sumber: middleeastmonitor   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement