Rabu 09 Aug 2023 20:32 WIB

Pemerataan Dokter di Daerah, Sekjen PB IDI: Ada 3 Aspek Kesejahteraan yang Harus Dijamin

Dibukanya peluang dokter asing praktik di Indonesia bukan solusi pemerataan dokter.

Dokter (ilustrasi). Banyak faktor yang memengaruhi dokter tidak mau membuka praktik di daerah.
Foto: www.freepik.com.
Dokter (ilustrasi). Banyak faktor yang memengaruhi dokter tidak mau membuka praktik di daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Ulul Albab SpOG mengatakan ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan jika ingin mengirim dokter untuk praktik di daerah. Ia menyebut tiga aspek kesejahteraan dokter harus terjamin.

"Pertama, tempat dia bekerja udah sesuai belum? Yang kedua, bagaimana terkait dengan perlindungannya? Yang ketiga, bagaimana terkait dengan kesejahteraannya? Itu paling penting," ucap Ulul saat ditemui di Jakarta, Rabu (9/8/2023).

Baca Juga

Ulul mengatakan banyak faktor yang memengaruhi dokter tidak mau membuka praktik di daerah. Apalagi jika daerah tersebut tidak siap dari segi fasilitas, posisi yang belum tersedia, dan fasilitas medis bagi dokter spesialis yang belum memadai.

Alhasil, banyak dokter lebih memilih berpraktik di kota besar meskipun sebenarnya sudah banyak dokter dengan spesialisasi yang sama. Dokter Ulul yang menamatkan spesialis Obstetri dan Ginekologi di Universitas Indonesia ini juga mengatakan dibukanya peluang dokter asing masuk ke Indonesia tidak berarti solusi untuk pemerataan dokter di rumah sakit di Indonesia.

"Kita bukan anti dokter asing sebenarnya karena kualitas kita nggak akan kalah, sangat-sangat tidak kalah. Permasalahannya adalah bahwa pelayanan kesehatan tidak saja tergantung oleh dokternya, tapi penunjang nonkesehatan itu jauh lebih menentukan," katanya.

Ulul mengatakan pembukaan program studi di Fakultas Kedokteran juga belum tentu menjadi solusi pemerataan dokter di daerah. Sebab, pendidikan dokter tidak sebentar dan tidak instan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement