REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Indonesia, pada umumnya masyarakat membedakan antara ahli ilmu agama dan ilmu sains. Ahli ilmu agama disebut sebagai ulama, sementara ahli ilmu sains biasanya disebut sebagai ilmuan.
Namun, ternyata di dalam Alquran antara ahli ilmu agama dan ahli ilmu sains tidak dibedakan penyebutannya. Mereka sama-sama disebut sebagai ulama. Yang membedakan antara ahli ilmu agama dan ahli ilmu sains adalah konteks dan tafsirnya.
Kata 'ulama' disebut dua kali dalam Alquran, yaitu pada Surah Fathir Ayat 28 dan Asy-Syu'ara Ayat 197.
وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS Fatir Ayat 28)
أَوَلَمْ يَكُن لَّهُمْ ءَايَةً أَن يَعْلَمَهُۥ عُلَمَٰٓؤُا۟ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ
Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya? (QS Asy-Syu’ara Ayat 197)
Selain menggunakan kata 'ulama' para ilmuan di dalam Alquran juga disebut dengan istilah ulul-imi, ar-rasikhun, ulil albab, ulil abshar dan ahluz-zikir.
Pada ayat di bawah ini dijelaskan bahwa orang berilmu menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Allah.
شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِٱلْقِسْطِ ۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Ali ‘Imran Ayat 18)
Pada ayat di bawah ini dijelaskan bahwa orang berilmu pengetahuan akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujadalah Ayat 11)
Dilansir dari buku Alquran dan Sains yang ditulis KH Ahmad Sarwat Lc dan diterbitkan Rumah Fiqih Publishing, 2021.