Selasa 15 Aug 2023 00:33 WIB

Konsistensi Golkar Dukung Prabowo Diragukan 

Pengamat meragukan konsistensi dukungan Golkar untuk Prabowo Subianto.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Pengamat meragukan konsistensi dukungan Golkar untuk Prabowo Subianto.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Pengamat meragukan konsistensi dukungan Golkar untuk Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar telah resmi mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden Pilpres 2024. Namun, pengamat politik Riza Widiyarsa meragukan partai berlogo pohon beringin itu bisa solid mendukung Prabowo. 

Pasalnya, kata Riza, ada banyak permasalahan di internal Partai Golkar. Mulai dari masalah hukum yang menyeret petinggi Golkar hingga wacana pergantian ketua umum yang sempat menguat beberapa waktu lalu. 

Baca Juga

“Manuver yang dilakukan oleh Golkar dan PAN dengan mendukung Prabowo Subianto menarik untuk dicermati. Apakah koalisi ini bisa menjadi koalisi yang stabil atau tidak. Karena jika kita lihat, ada beberapa masalah yang ada di Golkar,” kata Riza lewat keterangan tertulisnya, Senin (14/8/2023). 

Riza mencatat, setidaknya ada beberapa petinggi Golkar yang diduga terseret persoalan hukum. Misalnya Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto yang pernah diperiksa sebagai saksi kasus korupsi ekspor minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) beberapa waktu lalu. 

Kemudian, lanjut Riza, ada pula kader Golkar yang menjadi pendukung Capres Anies Baswedan. “Apakah Golkar bisa solid mendukung Prabowo Subianto? Hal tersebut tentu patut dipertanyakan. Belum lagi dengan adanya keinginan dari sebagian kader Golkar mengganti Airlangga dari jabatan ketua umum Partai,” ujarnya. 

Riza pun menyoroti kemungkinan alasan Golkar mendukung Prabowo. Dia menduga, Airlangga membawa Golkar bergabung dengan koalisi pendukung Prabowo agar dirinya bisa "berlindung" dari kasus hukum. 

Padahal, lanjut dia, Gerindra maupun Prabowo tidak punya track record melindungi orang yang terlibat kasus korupsi. Hal itu terlihat ketika kader Gerindra yang ketika itu sedang menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo terlibat kasus suap terkait ekspor benih lobster beberapa waktu lalu. Prabowo dan Gerindra membiarkan saja proses hukum berjalan terhadap kadernya itu. 

Meski demikian, Riza menilai yang dilakukan oleh Gerindra, Golkar, PAN, dan PKB bisa dilihat sebagai sesuatu yang mungkin sudah bisa diprediksi. Seperti pernyataan Zulkifli Hasan yang menyebut bahwa koalisi ini seperti koalisi PAN-Gerindra di Pilpres 2019.

“Hanya saja, apakah koalisi ini cukup kuat untuk melawan dua kandidat lain yang maju ke bursa Pilpres 2024?" ujarnya. 

Golkar dan PAN resmi mendukung Prabowo dan bergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya pada Ahad (14/8/2023). Partai Golkar kini sedang menyusun langkah lanjutan untuk memenangkan Prabowo.

"Kita sedang konsepkan kerja lanjutnya untuk ke tingkat akar rumput," kata Ketua DPP Golkar Dave Laksono kepada Republika, Senin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement